Peraih Nobel Perdamaian Klaim Iran Ancam Bunuh Dirinya

Peraih Nobel Perdamaian Klaim Iran Ancam Bunuh Dirinya

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 11 Jul 2025 17:56 WIB
Narges Mohammadi has spent much of the past decade behind bars (-) (-/NARGES MOHAMMADI FOUNDATION/AFP)
Narges Mohammadi (dok. NARGES MOHAMMADI FOUNDATION/AFP)
Teheran -

Aktivis Iran, Narges Mohammadi, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2023 atas perjuangannya untuk hak asasi perempuan dan hak asasi manusia (HAM), mengatakan dirinya menerima ancaman pembunuhan dari otoritas Iran.

Ancaman pembunuhan terhadap Mohammadi ini, seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025), diungkapkan oleh Komite Nobel Norwegia dalam pernyataannya.

Mohammadi yang berusia 53 tahun ini, telah menghabiskan sebagian besar satu dekade terakhir di balik jeruji besi. Dia dibebaskan dari penjara Evin di ibu kota Iran, Teheran pada Desember tahun lalu untuk sementara waktu karena alasan medis. Tim kuasa hukumnya berulang kali menyampaikan bahwa dia dapat ditangkap kembali kapan saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komite Nobel Norwegia, Jorgen Watne Frydnes, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya telah menerima "panggilan telepon mendesak" dari Mohammadi yang mengatakan nyawanya kini dalam bahaya.

"Pesan yang jelas, dalam kata-katanya sendiri, adalah bahwa 'Saya telah diancam secara langsung dan tidak langsung dengan 'pembunuhan fisik' oleh agen-agen rezim," kata Frydnes dalam pernyataannya, mengutip pesan Mohammadi kepada dirinya.

ADVERTISEMENT

"Ancaman yang disampaikan kepada Ibu Mohammadi memperjelas bahwa keamanannya dipertaruhkan, kecuali dia berkomitmen untuk mengakhiri semua keterlibatan publik di Iran, serta advokasi internasional atau penampilan media apa pun yang mendukung demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan berekspresi," tambah pernyataan tersebut.

Simak juga Video: Trump Mau Cabut Sanksi AS ke Iran, Ini Syaratnya

Komite Nobel Norwegia menyatakan "sangat prihatin" atas ancaman terhadap Mohammadi dan "seluruh warga negara Iran yang kritis, dan mendesak otoritas terkait untuk melindungi tidak hanya nyawa mereka, tetapi juga kebebasan berekspresi mereka".

Mohammadi telah berulang kali diadili dan dipenjara karena kampanyenya yang vokal dalam menentang penerapan hukuman mati yang meluas di Iran dan aturan berpakaian yang wajib bagi perempuan di negara tersebut.

Dia memenangkan Nobel Perdamaian terutama atas perjuangannya melawan penindasan perempuan di Iran. Anak-anaknya menerima penghargaan tersebut mewakili dirinya yang sedang dipenjara pada saat itu.

Simak juga Video: Trump Mau Cabut Sanksi AS ke Iran, Ini Syaratnya

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads