Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat membalikkan "kemajuan puluhan tahun" dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Disebutkan oleh PBB dalam laporan tahunannya soal HIV/AIDS, seperti dilansir Al Jazeera dan Associated Press, Jumat (11/7/2025), bahwa penarikan dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) dalam enam bulan terakhir telah menyebabkan "guncangan sistemik".
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (11/7/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- PHK Massal Deplu AS Segera Dimulai!
Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya akan "segera" menerapkan rencana pengurangan tenaga kerjanya, setelah Mahkamah Agung memberikan lampu hijau untuk PHK massal yang diajukan oleh Presiden Donald Trump.
"Pada Mei, menteri telah meninjau dan menyetujui rencana matang yang diajukan oleh biro-biro, termasuk pengurangan tenaga kerja domestik yang ditargetkan," kata Wakil Menteri Luar AS untuk Manajemen dan Sumber Daya, Michael Rigas, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025).
"Dalam waktu dekat, departemen akan berkomunikasi dengan individu-individu yang terdampak oleh pengurangan tenaga kerja ini," ujar Rigas.
Baca juga: PHK Massal Deplu AS Segera Dimulai! |
- Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp 18,5 M untuk Kepala Trump
Seorang ulama Iran menawarkan hadiah uang sebesar 100 miliar Tomans atau setara Rp 18,5 miliar kepada siapa saja yang membunuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan membawakan kepalanya.
Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Azeri, seperti dilansir media Iran International, Jumat (11/7/2025), seorang ulama Iran bernama Mansour Emami mengumumkan imbalan yang besar tersebut bagi siapa pun yang mampu membunuh Trump.
"Kami akan memberikan 100 miliar Tomans (setara US$ 1,14 juta atau Rp 18,5 miliar) kepada siapa pun yang membawa kepala Trump," ucap Emami yang ditunjuk negara untuk menjabat sebagai Direktur Organisasi Dakwah Islam resmi wilayah Provinsi Azerbaijan Barat.
- Netanyahu Kasih Syarat untuk Setop Perang Gaza, Hamas Bilang Gini
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu siap menegosiasikan kesepakatan jangka panjang dengan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza. Namun, Netanyahu mengatakan kelompok milisi Palestina tersebut harus terlebih dahulu menyerahkan senjata dan cengkeraman mereka di wilayah Palestina itu.
Netanyahu pun memperingatkan bahwa kegagalan mencapai kesepakatan sesuai persyaratan Israel akan menyebabkan konflik lebih lanjut.
Netanyahu, yang berada di bawah tekanan domestik untuk mengakhiri perang Gaza seiring meningkatnya korban militer, mengatakan bahwa perlucutan senjata Hamas merupakan "syarat-syarat fundamental" bagi Israel.
- Serangan Houthi Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, 11 Orang Hilang
Sedikitnya empat orang berhasil dievakuasi dan diselamatkan dari kapal kargo yang tenggelam usai diserang kelompok Houthi di perairan Laut Merah. Sebanyak 11 orang lainnya, yang merupakan awak kapal tersebut, dinyatakan masih hilang.
Evakuasi empat korban selamat itu -- terdiri atas tiga awak dan satu petugas keamanan, seperti dilansir Reuters, Jumat (11/7/2025), dilakukan sehari setelah Houthi mengklaim serangannya telah menenggelamkan sebuah kapal kargo jenis bulk carrier bernama Eternity C, yang berbendera Liberia dan dioperasikan Yunani.
Houthi juga mengatakan bahwa pihaknya menahan beberapa awak kapal yang masih hilang.
- PBB Ingatkan Kebijakan Trump Bisa Bikin 6 Juta Orang Kena HIV/AIDS
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat membalikkan "kemajuan puluhan tahun" dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Disebutkan oleh PBB dalam laporan tahunannya soal HIV/AIDS, seperti dilansir Al Jazeera dan Associated Press, Jumat (11/7/2025), bahwa penarikan dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) dalam enam bulan terakhir telah menyebabkan "guncangan sistemik".
PEPFAR diluncurkan tahun 2003 oleh Presiden AS George W Bush, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan negara mana pun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai "penyelamat" bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.