Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencalonkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Surat pencalonan tersebut sudah dikirimkan ke komite Nobel.
"Ia tengah menempa perdamaian saat kita berbicara, di satu negara, di satu kawasan demi kawasan," kata Netanyahu saat makan malam dengan Trump di Gedung Putih pada Senin (7/7) waktu setempat, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (8/7/2025).
Ini bukan pertama kalinya Trump dicalonkan hingga menerima nominasi hadiah nobel perdamaian dari para pendukung dan anggota parlemen. Pada September 2020, anggota parlemen sayap kanan Norwegia pada saat itu, Christian Tybring-Gjedde mengajukan nama Donald Trump ke Komite Nobel Norwegia.
Tybring-Gjedde juga memasukkan nama Donald trump di daftar Nominasi Hadiah Perdamaian atas upayanya untuk menyelesaikan ketegangan nuklir Korea Utara.
Setelah itu, Magnus Jacobsson, anggota Partai Demokrat Kristen kanan-tengah di parlemen Swedia, juga mengumumkan bahwa dirinya telah mencalonkan Trump untuk meraih Nobel Perdamaian karena pembicaraan damai yang dipimpin pemerintahan Trump antara Kosovo dan Serbia.
Pada 2021, Trump kembali diajukan oleh seorang anggota parlemen Estonia dalam daftar nominasi Nobel Perdamaian 2021. Jaak Madison, anggota partai populis sayap kanan EKRE, mengatakan di Facebook bahwa Trump telah berkontribusi untuk memastikan stabilitas di Timur Tengah.
"Donald Trump adalah presiden pertama Amerika Serikat dalam tiga puluh tahun terakhir yang belum memulai perang apa pun," kata Madison di Facebook, mengutip permohonan pencalonannya, seperti dilansir Euro News, Selasa (2/2/2021)
Dia menyebut bahwa pada tahun 2020, Israel dan Uni Emirat Arab menyetujui kesepakatan bersejarah normalisasi hubungan. Madison mengatakan pengajuan Trump dalam nominasi Nobel 2021 dilakukannya tepat dua jam sebelum batas waktu pada 31 Januari lalu.
Menurut situs resmi Komite Nobel, anggota parlemen yang saat ini bertugas di badan legislatif nasional dapat mencalonkan seseorang untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian.
"Saya jelas bukan satu-satunya yang menominasikan kandidat ini, tapi seperti yang kita ketahui, semakin banyak pengajuan, semakin besar kemungkinan masuknya," tambahnya.
Trump pun telah mengungkapkan kekesalannya karena tidak mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut. Dia mengeluh telah diabaikan oleh Komite Nobel Norwegia atas perannya sebagai penengah dalam konflik antara India dan Pakistan, serta Serbia dan Kosovo.
Dia juga menuntut pujian karena "menjaga perdamaian" antara Mesir dan Ethiopia serta menjadi perantara Perjanjian Abraham, serangkaian perjanjian yang bertujuan untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.
Trump saat ini tengah berkampanye untuk perannya sebagai "pembawa perdamaian", yang akan menggunakan keterampilan negosiasinya untuk segera mengakhiri perang di Ukraina dan Gaza, meskipun kedua konflik tersebut masih berkecamuk selama lebih dari lima bulan sejak ia menjabat sebagai presiden AS.
(idn/idn)