Hamas Bilang Siap Mulai Kembali Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Hamas Bilang Siap Mulai Kembali Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 05 Jul 2025 15:04 WIB
Palestinian militant group Hamas fighters secure an area before handing over two Israeli hostages to a Red Cross team in Khan Yunis on February 1, 2025, as part of fourth hostage-prisoner exchange. The Israeli military said the two freed hostages had now crossed into Israeli territory after they were released by Hamas on February 1. (Photo by Eyad BABA / AFP)
Para petempur Hamas mengamankan lokasi pembebasan dua sandera Israel di Gaza pada Februari lalu (dok. AFP/EYAD BABA)
Gaza City -

Kelompok Hamas mengatakan siap untuk "segera" memulai kembali perundingan mengenai usulan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Proposal terbaru yang diajukan mediator mengatur soal gencatan senjata selama 60 hari, yang melibatkan pembebasan para sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina oleh Israel.

Pengumuman itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), disampaikan Hamas setelah kelompok tersebut melakukan konsultasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya, dan sebelum kunjungan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/7) mendatang.

"Gerakan ini siap untuk terlibat segera dan secara serius dalam siklus perundingan mengenai mekanisme untuk menerapkan (ketentuan dalam usulan gencatan senjata yang diterima dari mediator)," ucap Hamas dalam pernyataan pada Jumat (4/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usulan gencatan senjata terbaru itu didukung oleh AS, dan diklaim oleh Presiden Donald Trump telah disetujui oleh Israel.

Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, mengatakan pihaknya mendukung perundingan gencatan senjata terbaru, namun menuntut "jaminan" bahwa Israel "tidak akan melanjutkan agresinya" setelah para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dibebaskan.

ADVERTISEMENT

Seorang sumber Palestina yang memahami negosiasi yang terjadi mengatakan kepada AFP bahwa proposal terbaru mencakup "gencatan senjata selama 60 hari, di mana Hamas akan membebaskan setengah dari para tawanan Israel yang masih hidup di Jalur Gaza" -- diperkirakan berjumlah 22 orang -- "sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan dan tawanan Palestina oleh Israel".

Dua gencatan senjata sebelumnya yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan AS mampu menghentikan sementara pertempuran Hamas dan Israel, yang melibatkan pembebasan sandera Israel di Gaza dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Tel Aviv.

Simak juga Video 'Trump soal Rencana Ambil Alih Gaza: Saya Ingin Warga Aman':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Trump mengatakan pada Kamis (3/7) bahwa dirinya menginginkan "keselamatan bagi rakyat Gaza".

"Mereka telah melalui neraka," sebutnya.

Sementara Netanyahu, pada Jumat (4/7), berjanji untuk memulangkan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, setelah mendapat tekanan domestik yang besar atas nasib mereka.

"Saya merasakan komitmen yang mendalam, pertama dan terutama, untuk memastikan kembalinya semua orang yang diculik, semuanya," ujarnya.

Dari 251 sandera yang diculik Hamas dan sekutunya dalam serangan Oktober 2023 lalu, sebanyak 49 orang di antaranya masih ditahan di Jalur Gaza, termasuk 27 orang yang, disebut oleh militer Israel, sudah tewas.

Simak juga Video 'Trump soal Rencana Ambil Alih Gaza: Saya Ingin Warga Aman':

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads