Kementerian Dalam Negeri Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, memerintahkan pemimpin klan Bedouin yang bersenjata lengkap di Jalur Gaza untuk menyerah dan diadili. Hamas menuduh pemimpin klan Bedouin, yang menentang kendali Hamas atas Jalur Gaza, telah melakukan pengkhianatan.
Disebutkan Kementerian Dalam Negeri Gaza dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (2/7/2025), bahwa perintah itu diambil oleh lembaga yang mereka sebut sebagai "Pengadilan Revolusioner".
Hamas, melalui Kementerian Dalam Negeri Gaza, menegaskan dalam pernyataan pada Rabu (2/7) waktu setempat bahwa pemimpin klan Bedouin, yang bernama Yasser Abu Shabab, memiliki waktu 10 hari untuk menyerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abu Shabab selama ini tidak mengakui kekuasaan Hamas atas Gaza dan menuduh kelompok militan yang didukung Iran itu telah merugikan kepentingan Gaza.
Pengadilan di Gaza mendesak warga Palestina untuk memberi tahu para pejabat keamanan Hamas soal keberadaan Abu Shabab, yang sejauh ini diyakini tetap berada di luar jangkauan Hamas di area Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, yang dikuasai oleh pasukan militer Israel.
Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari klan Bedouin terhadap ultimatum yang disampaikan Hamas.
Dua sumber Hamas dan dua sumber lainnya yang memahami situasi itu mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa Hamas telah mengirimkan beberapa petempur utamanya untuk membunuh Abu Shabab.
Simak juga Video: Trump: Israel Setujui Syarat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Hamas menuduh Abu Shabab telah melakukan penjarahan terhadap truk-truk bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menuduhnya didukung oleh Israel.
Pada saat itu, kelompok Abu Shabab mengatakan kepada Reuters bahwa mereka merupakan pasukan rakyat yang melindungi bantuan kemanusiaan dari penjarahan dengan mengawal truk bantuan dan membantah telah mendapat dukungan dari Israel, juga menegaskan tidak melakukan kontak dengan militer Israel.
Kelompok Abu Shabab balik menuduh Hamas telah melakukan rentetan kekerasan dan membungkam perbedaan pendapat.
Sementara itu, Israel sebelumnya mengatakan pihaknya mendukung beberapa klan di Jalur Gaza yang melawan Hamas, tetapi tidak menyebutkan lebih lanjut nama klan yang dimaksud.
Simak juga Video: Trump: Israel Setujui Syarat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza