Jepang Genjot Kesiapan Hadapi Gempa Dahsyat Bisa Tewaskan 300.000 Orang

Jepang Genjot Kesiapan Hadapi Gempa Dahsyat Bisa Tewaskan 300.000 Orang

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 02 Jul 2025 14:17 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi gempa (Foto: (Robby Bernardi/detikcom))
Tokyo -

Pemerintah Jepang mengatakan masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan "gempa dahsyat" atau "megaquake" di masa mendatang, demi mengurangi jumlah korban jiwa.

Gempa bumi sangat sulit untuk diprediksi, namun seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), panel pemerintah Jepang pada Januari lalu sedikit meningkatkan probabilitas terjadinya guncangan besar di Palung Nankai, yang ada di lepas pantai Jepang, untuk waktu 30 tahun ke depan menjadi 75 persen hingga 82 persen.

Pemerintah Tokyo kemudian merilis perkiraan terbaru pada Maret lalu yang menyebutkan bahwa gempa besar dan tsunami berikutnya dapat menyebabkan hingga 300.000 kematian, dan kerusakan besar yang nilainya mencapai US$ 2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2014 lalu, Dewan Manajemen Bencana Pusat Jepang mengeluarkan rencana kesiapsiagaan yang merekomendasikan serangkaian tindakan yang, diharapkan, akan mengurangi kematian hingga 80 persen.

Tetapi pemerintah Jepang, seperti dilaporkan kantor berita Kyodo, telah mengatakan bahwa sejauh ini, langkah-langkah yang diambil hanya akan mengurangi jumlah korban tewas sebesar 20 persen saja.

ADVERTISEMENT

Rencana kesiapsiagaan yang diperbarui telah dirilis oleh pemerintah pada Selasa (1/7) waktu setempat.

Rencana itu merekomendasikan upaya-upaya yang dipercepat, termasuk membangun tanggul dan bangunan evakuasi, serta pelatihan yang lebih rutin untuk meningkatkan kesiapan masyarakat.

"Penting bagi negara, kota-kota, perusahaan dan lembaga nirlaba untuk bersatu dan mengambil tindakan guna menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa," ucap Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba, saat berbicara dalam rapat pemerintah baru-baru ini.

Saksikan Live DetikSore :

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Palung Nankai merupakan jurang bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang sejajar dengan pantai Pasifik Jepang, yang menjadi lokasi salah satu lempeng tektonik yang "menghunjam" atau menukik lurus ke bawah -- yang bergeser secara perlahan -- di bawah lempeng tektonik lainnya.

Selama 1.400 tahun terakhir, gempa besar di Palung Nankai terjadi setiap 100 tahun hingga 200 tahun. Terakhir kali gempa besar terjadi di area itu pada tahun 1946.

Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) pada Agustus tahun lalu mengeluarkan peringatan pertama yang menyebut kemungkinan terjadinya gempa besar telah meningkat, tetapi peringatan itu dicabut lagi setelah seminggu.

Sejumlah wisatawan asing menunda kedatangan mereka ke Jepang pada musim panas ini karena ketakutan yang tidak berdasar, yang disebarkan di media sosial, soal gempa besar akan segera terjadi.

"Dengan ilmu pengetahuan saat ini, mustahil untuk memprediksi gempa bumi hanya dengan menentukan lokasi, waktu, dan kekuatan gempa bumi itu, dan mustahil untuk mengatakan bahwa gempa bumi akan terjadi atau tidak," kata kepala JMA, Ryoichi Nomura, pada Mei lalu.

"Kami meminta masyarakat untuk mengambil langkah-langkah tertentu agar Anda dapat menghadapi gempa bumi kapan pun itu terjadi. Namun, kami juga sangat mendesak masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang tidak rasional yang didorong oleh kecemasan," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads