Ali Shamkhani, penasihat senior untuk pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan bahwa program nuklir Iran masih jauh dari berakhir, meskipun fasilitas-fasilitas nuklir negara itu baru saja dibom oleh Amerika Serikat (AS).
Shamkhani, mantan pejabat keamanan tinggi Iran yang terluka parah akibat serangan Israel pekan lalu, seperti dilansir media Iran, Press TV, Senin (23/6/2025), memperingatkan bahwa "kejutan akan terus terjadi".
"Bahkan jika situs nuklir dihancurkan, permainan belum berakhir, material yang diperkaya, pengetahuan, dan tekad politik tetap ada," tulis Shamkhani dalam pernyataan via media sosial X pada Minggu (22/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengatakan bahwa kini pihak yang menyusun strategi dengan baik dan menghindari serangan sembrono akan mendapatkan keuntungan.
"Dengan hak pertahanan yang sah, inisiatif politik dan operasional sekarang ada di pihak yang bermain cerdas, menghindari serangan membabi-buta. Kejutan akan terus berlanjut," kata Shamkhani memperingatkan.
Iran terlibat perang udara yang sengit dengan Israel sejak 13 Juni lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap target nuklir dan militer Teheran. Israel mengklaim serangannya dimaksudkan untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
Pertempuran kedua negara itu meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang baru-baru ini semakin memuncak dengan langkah AS, sekutu Israel, menyerang sejumlah fasilitas nuklir Iran. Teheran menuduh serangan Washington sebagai pelanggaran hukum internasional.
Tonton juga "Khamenei: Pernyataan Presiden AS Konyol, Iran Tak Takut Ancaman!" di sini:
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Presiden Donald Trump, pada Minggu (22/6), menyebut negaranya telah memusnahkan program nuklir Iran setelah pesawat-pesawat pengebom AS dikerahkan untuk menyerang tiga fasilitas nuklir utama Teheran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan.
"Kerusakan besar terjadi pada semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Pemusnahan adalah istilah yang akurat!" sebut Trump dalam pernyataan via media sosial, tanpa membagikan citra satelit yang dimaksudnya.
Iran selama ini mengklaim program nuklirnya bersifat damai. Laporan Press TV yang mengutip tiga sumber menyebut ketiga fasilitas nuklir Teheran itu telah sejak lama dievakuasi, dengan uranium yang diperkaya juga telah dipindahkan ke lokasi yang aman.
Iran mengklaim skala serangan AS itu telah diminimalkan oleh sistem pertahanan udara mereka.
Namun Teheran juga menegaskan akan membalas serangan Washington, dengan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan Iran mempertimbangkan semua kemungkinan respons terhadap serangan AS. Dia menegaskan Teheran tidak akan kembali ke diplomasi hingga mereka melakukan pembalasan.
"AS telah menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional. Mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan," sebutnya.
Tonton juga "Khamenei: Pernyataan Presiden AS Konyol, Iran Tak Takut Ancaman!" di sini: