Amerika Serikat (AS) mengerahkan satu lagi kapal induknya ke posisi lebih dekat dengan Timur Tengah, saat konflik antara Iran dan Israel semakin meningkat. Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran memiliki "waktu maksimum" dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS.
Seorang pejabat Angkatan Laut AS, yang tidak disebut namanya, mengatakan USS Gerald Ford akan bergerak ke kawasan Eropa, dalam posisi lebih dekat dengan Timur Tengah, pekan depan. Ini berarti akan ada tiga kapal induk AS yang berada di dekat Timur Tengah saat konflik antara Iran dan Israel semakin meningkat.
Sementara itu, Trump juga mengatakan bahwa dirinya kemungkinan tidak akan menghentikan Israel untuk menyerang Iran karena sekutunya itu berada dalam posisi "menang". Dia juga mengabaikan upaya Eropa untuk melakukan mediasi demi mengakhiri konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (21/6/2025):
- Satu Lagi Kapal Induk AS Dikerahkan ke Dekat Timur Tengah
Satu lagi kapal induk Amerika Serikat (AS) akan berangkat ke Eropa pekan depan, dalam posisi lebih dekat dengan kawasan Timur Tengah. Ini berarti akan ada tiga kapal induk AS yang berada di dekat Timur Tengah saat konflik antara Iran dan Israel semakin meningkat.
Israel melancarkan gelombang serangan besar-besaran terhadap Iran sejak pekan lalu, dengan Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan serangan Tel Aviv terhadap Teheran atau tidak.
Seorang pejabat Angkatan Laut AS, yang tidak disebut namanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), mengatakan USS Gerald Ford akan bergerak ke kawasan Eropa, dalam posisi lebih dekat dengan Timur Tengah, pekan depan.
- Trump Bilang Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki "waktu maksimum" dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini mengindikasikan Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.
Trump, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), menambahkan bahwa dirinya kemungkinan tidak akan menghentikan Israel untuk menyerang Iran karena sekutunya itu berada dalam posisi "menang". Dia juga mengabaikan upaya Eropa untuk melakukan mediasi demi mengakhiri konflik.
"Saya memberikan mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu akan menjadi waktu maksimum," kata Trump ketika ditanya wartawan, pada Jumat (20/6), apakah dirinya dapat mengambil keputusan untuk menyerang Iran sebelum batas waktu dua minggu berakhir.
Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: RI Dibantai Jepang hingga Kecelakaan Air India
- Irak Tuduh 50 Pesawat Tempur Israel Langgar Wilayah Udaranya
Irak menuduh sebanyak 50 pesawat tempur Israel telah melanggar wilayah udaranya, saat pertempuran sengit terus berlanjut antara Tel Aviv dan Iran selama sepekan terakhir.
Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/6/2025), disampaikan oleh perwakilan Irak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau charge d'affaires misi Irak di PBB, Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi, saat berbicara sebelum konflik Iran-Israel dibahas dalam pertemuan PBB pada Jumat (20/6).
Dia menyebut bahwa puluhan pesawat tempur Israel itu datang dari area perbatasan Suriah-Yordania.
- Israel Tewaskan Komandan Senior Iran yang Jadi Koordinator dengan Hamas
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengklaim pasukan negaranya telah menewaskan seorang komandan veteran Pasukan Quds, sayap luar negeri Garda Revolusi Iran, dalam serangan di wilayah Qom, sebelah selatan Teheran.
Komandan veteran yang tewas itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/6/2025), diidentifikasi bernama Saeed Izadi, yang juga merupakan koordinator militer utama antara Iran dengan Hamas, kelompok yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza selama dua tahun terakhir.
"Jet-jet tempur (Israel) menyerang dan menyingkirkan komandan Korps Palestina dari Pasukan Quds, dan koordinator utama antara rezim Iran dan organisasi teroris Hamas, Saeed Izadi, di wilayah Qom," sebut militer Israel dalam pernyataannya.
- Putin Bela Iran, Sebut Tak Ada Bukti Iran Inginkan Senjata Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan negaranya telah berulang kali memberi tahu Israel bahwa tidak ada bukti jika Iran berniat mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan bernada membela Teheran ini disampaikan Putin saat perang udara antara Iran dan Israel semakin meningkat beberapa hari terakhir.
Putin, dalam wawancara dengan Sky News Arabia, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Sabtu (21/6/2025), menekankan bahwa badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA), "tidak menemukan bukti" yang menunjukkan Iran berupaya membuat senjata nuklir.
"Rusia, dan juga IAEA, tidak pernah memiliki bukti bahwa Iran sedang mempersiapkan diri untuk memperoleh senjata nuklir, seperti yang telah berulang kali kami sampaikan kepada pimpinan Israel," ucap Putin dalam wawancara yang dipublikasikan pada Sabtu (21/6).
Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: RI Dibantai Jepang hingga Kecelakaan Air India