Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan dukungan kuat untuk Israel yang terlibat aksi saling serang dengan Iran. Merz bahkan menyebut Tel Aviv melakukan "pekerjaan kotor untuk kita semua" dalam melawan Teheran.
Dukungan Jerman untuk Israel itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (18/6/2025), disampaikan oleh Merz di sela-sela menghadiri KTT G7 di Kanada pekan ini.
"Ini adalah pekerjaan kotor yang dilakukan Israel untuk kita semua. Kita juga adalah korban dari rezim ini. Rezim mullah ini telah membawa kematian dan kehancuran bagi dunia," kata Merz dalam wawancara dengan televisi ZDF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (18/6/2025):
- Timur Tengah Panas, 4 Pesawat Pengebom AS Ditempatkan di Diego Garcia
Empat pesawat pengebom Stratofortress Amerika Serikat (AS) terdeteksi saat ini ditempatkan di pangkalan Diego Garcia, pulau strategis di Samudra Hindia. Posisi pesawat pengebom AS ini terungkap saat konflik antara Israel, sekutu dekat AS, dan Iran terus berlanjut sejak pekan lalu.
Pangkalan Diego Garcia yang disewakan kepada AS oleh Inggris, seperti dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), merupakan salah satu fasilitas militer utama Washington di kawasan Asia-Pasifik, dan digunakan sebagai pusat bagi pesawat-pesawat pengebom dan kapal jarak jauh selama perang berkecamuk di Afghanistan dan Iran.
Keberadaan empat pesawat pengebom AS itu terdeteksi dari citra satelit terbaru yang dirilis oleh Planet Labs.
- Terus Diserang Iran, Israel Mulai Kehabisan Stok Pencegat Rudal
Israel dilaporkan mulai kehabisan stok pencegat rudal Arrow saat Iran terus melancarkan serangan udara terhadap negara Yahudi tersebut, dalam konflik yang berkecamuk antara kedua negara selama enam hari berturut-turut.
Hal tersebut memicu kekhawatiran tentang kemampuan Israel dalam mencegat dan melawan rudal balistik jarak jauh dari Iran, jika konflik tidak segera diselesaikan.
Laporan soal Israel kehabisan rudal pencegat defensif itu diungkapkan seorang pejabat Amerika Serikat (AS), yang tidak disebut namanya, seperti dikutip media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dan dilansir Reuters, Rabu (18/6/2025).
- GBU-57, Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Situs Nuklir Bawah Tanah Iran
Bom khusus Amerika Serikat tengah ramai dibahas. Bom penghancur bunker yang dimiliki AS adalah satu-satunya senjata yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terkubur jauh di bawah tanah. Bom ini disebut-sebut menjadi senjata pilihan Presiden Donald Trump, jika ia memutuskan untuk mendukung Israel secara militer dalam perangnya dengan Iran.
Bom tersebut adalah GBU-57, hulu ledak seberat 30.000 pon (13.607 kg) yang mampu menembus 200 kaki (61 meter) di bawah tanah sebelum meledak. Bom yang sangat kuat ini tak ada dalam gudang senjata Israel.
- Memanas! AS Kirim Lebih Banyak Jet Tempur ke Timur Tengah
Amerika Serikat (AS) semakin memperkuat posisi militernya di kawasan Timur Tengah, saat Israel dan Iran terus saling menyerang. Skuadron jet tempur tambahan dikerahkan ke kawasan tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, menurut para pejabat AS seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (18/6/2025), memberikan sejumlah opsi militer kepada Presiden Donald Trump dan sedang mempertimbangkan pengerahan aset-aset militer lebih lanjut.
Trump melontarkan peringatan terkuatnya terhadap Iran pada Selasa (17/6), termasuk ancaman terselubung untuk membunuh pemimpin tertinggi Teheran Ayatollah Ali Khamenei.
- Kanselir Jerman: Israel Lakukan 'Pekerjaan Kotor' untuk Kita di Iran
Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan dukungan kuat untuk Israel yang terlibat aksi saling serang dengan Iran. Merz bahkan menyebut Tel Aviv melakukan "pekerjaan kotor untuk kita semua" dalam melawan Teheran.
Dukungan Jerman untuk Israel itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (18/6/2025), disampaikan oleh Merz di sela-sela menghadiri KTT G7 di Kanada pekan ini.
"Ini adalah pekerjaan kotor yang dilakukan Israel untuk kita semua. Kita juga adalah korban dari rezim ini. Rezim mullah ini telah membawa kematian dan kehancuran bagi dunia," kata Merz dalam wawancara dengan televisi ZDF.