Sempat Dijegal-Dibawa ke Israel, Greta Thunberg: Ini Pelanggaran HAM

Sempat Dijegal-Dibawa ke Israel, Greta Thunberg: Ini Pelanggaran HAM

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 11 Jun 2025 00:21 WIB
Israel mengatakan aktivis asal Swedia, Greta Thunberg, telah meninggalkan negara itu dengan penerbangan menuju ke Prancis. Thunberg diterbangkan keluar dari Israel usai sempat ditahan bersama belasan aktivis lainnya buntut pencegatan terhadap kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza. (Reuters/Israel Foreign Ministry via X)
Greta Thunberg (Foto: Reuters/Israel Foreign Ministry via X)
Jakarta -

Aktivis Swedia Greta Thunberg menjelaskan kejadian yang dialaminya usai kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza dicegat Angkatan Laut Israel. Ia mengaku seperti diculik dan dibawa ke Israel tanpa persetujuan.

"Menculik kami di perairan internasional dan membawa kami ke Israel tanpa persetujuan kami," kata Thunberg, kepada wartawan saat tiba di bandara Charles de Gaulle di Paris setelah dideportasi dari Israel, Selasa (10/6/2025) waktu setempat.

"Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang disengaja lainnya yang ditambahkan ke dalam daftar pelanggaran lain yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan Israel," lanjut perempuan berumur 22 tahun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thunberg menekankan bahwa pengalamannya sendiri "tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dialami warga Palestina," ujarnya.

Dari 12 orang di atas kapal Madleen yang membawa makanan dan perlengkapan untuk Gaza, lima aktivis Prancis ditahan setelah mereka menolak meninggalkan Israel secara sukarela.

ADVERTISEMENT

Namun Thunberg, yang terkenal sebagai aktivis siswi sekolah di dideportasi oleh Israel dengan penerbangan komersial maskapai nasional El Al menuju Paris.

"Ini bukan cerita yang sebenarnya. Cerita yang sebenarnya adalah ada genosida yang terjadi di Gaza dan kelaparan sistematis," kata Thunberg.

Thunberg mengatakan apa yang terjadi pada kapal tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

"Kelanjutan dan pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang yang secara sistematis dilakukan oleh Israel dengan tidak mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza," ujarnya.

"Ini adalah misi untuk mencoba sekali lagi membawa bantuan ke Gaza dan mengirimkan solidaritas. Dan kami melihat kami tidak bisa," lanjut Thunberg.

Ia juga mengecam apa yang disebutnya sebagai "keheningan dan kepasifan" pemerintah di seluruh dunia atas apa yang terjadi di Gaza.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan pengkhianatan yang terjadi setiap hari oleh pemerintah kita sendiri," katanya.

Thunberg tak menghentikan perjuangannya untuk berjuang membela Gaza. Ia berjanji untuk melanjutkan kampanyenya untuk menuntut kekejaman Israel.

"Kami tidak akan berhenti. Kami akan berusaha setiap hari untuk menuntut diakhirinya kekejaman yang dilakukan Israel," ujarnya.

(eva/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads