- Ratusan Tentara AS Ditarik Pulang dari Suriah, Beberapa Pangkalan Ditutup
Ratusan tentara Amerika Serikat (AS) telah ditarik pulang dari Suriah dalam beberapa pekan terakhir. Penarikan pasukan ini sejalan dengan pendekatan baru Presiden Donald Trump terhadap kawasan tersebut dan sebagai dampak langsung dari jatuhnya rezim mantan Presiden Bashar al-Assad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsolidasi pasukan AS di Suriah berlangsung aman, tidak tergesa-gesa, dan didasarkan pada kondisi," tutur seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada Al Arabiya English, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (3/6/2025).
Laporan media terkemuka AS, Fox News, yang mengutip sejumlah sumber pejabat AS menyebutkan bahwa sekitar 500 tentara AS telah ditarik pulang dari wilayah Suriah dalam beberapa pekan terakhir.
- Didemo Gara-gara Gaya Hidup Mewah Anak, PM Mongolia Mundur
Perdana Menteri (PM) Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (3/6) setelah dirinya kalah dalam mosi kepercayaan yang divoting oleh para anggota parlemen negara tersebut.
Oyun-Erden mengajukan mosi kepercayaan itu ke parlemen untuk merespons unjuk rasa yang berlangsung beberapa hari terakhir di ibu kota Ulaanbaatar, yang menuduhnya terlibat korupsi karena gaya hidup mewah keluarga sang PM, terutama anak laki-lakinya, dan memprotes meningkatnya biaya hidup di negara itu.
Mosi kepercayaan itu, seperti dilansir AFP dan CNN, Selasa (3/6/2025), dimaksudkan untuk menentukan apakah Oyun-Erdene dan pemerintahannya masih mendapatkan dukungan mayoritas parlemen.
Sebanyak 82 anggota parlemen berpartisipasi dalam voting mosi kepercayaan yang digelar secara rahasia itu, dengan hasilnya menunjukkan hanya 44 anggota parlemen yang mempertahankan kepercayaan pada Oyun-Erdene, sedangkan 38 anggota parlemen lainnya menentangnya.
- Puluhan Orang Tunggu Bantuan Tewas Ditembak Israel, PBB Kecam Keras!
Jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel terhadap warga sipil di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 27 orang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan Gaza itu sebagai "kejahatan perang".
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Selasa (3/6/2025), menyebut puluhan kematian itu terjadi "ketika pasukan Israel melepaskan tembakan dengan tank-tank dan drone" terhadap warga sipil yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Rafah.
(nvc/nvc)