Perdana Menteri (PM) Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (3/6) setelah dirinya kalah dalam mosi kepercayaan yang divoting oleh para anggota parlemen negara tersebut.
Oyun-Erden mengajukan mosi kepercayaan itu ke parlemen untuk merespons unjuk rasa yang berlangsung beberapa hari terakhir di ibu kota Ulaanbaatar, yang menuduhnya terlibat korupsi karena gaya hidup mewah keluarga sang PM, terutama anak laki-lakinya, dan memprotes meningkatnya biaya hidup di negara itu.
Mosi kepercayaan itu, seperti dilansir AFP dan CNN, Selasa (3/6/2025), dimaksudkan untuk menentukan apakah Oyun-Erdene dan pemerintahannya masih mendapatkan dukungan mayoritas parlemen.
Sebanyak 82 anggota parlemen berpartisipasi dalam voting mosi kepercayaan yang digelar secara rahasia itu, dengan hasilnya menunjukkan hanya 44 anggota parlemen yang mempertahankan kepercayaan pada Oyun-Erdene, sedangkan 38 anggota parlemen lainnya menentangnya.
Hasil itu menunjukkan Oyun-Erdene gagal mencapai ambang batas 64 suara dukungan yang dibutuhkan dari total 126 kursi parlemen, sehingga dia harus mengundurkan diri dari jabatannya.
"Merupakan suatu kehormatan untuk melayani negara dan rakyat saya di masa-masa sulit, termasuk pandemi, perang, dan tarif," ucap Oyun-Erdene saat mengumumkan pengunduran dirinya.
Dia akan tetap menjabat sebagai PM sementara hingga penggantinya ditunjuk dalam waktu 30 hari ke depan.
Mongolia telah berjuang melawan korupsi yang mengakar selama beberapa dekade. Banyak orang di negara itu yang mempercayai bahwa para elite kaya negara itu menimbun keuntungan dari maraknya tambang batu bara selama bertahun-tahun dengan mengorbankan masyarakat umum.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/dhn)