Rusia Tuduh Ukraina Gencarkan Serangan untuk Gagalkan Perundingan Damai

Rusia Tuduh Ukraina Gencarkan Serangan untuk Gagalkan Perundingan Damai

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 27 Mei 2025 18:15 WIB
This photo released by Belgorod region governor Vyacheslav Gladkovs telegram channel on Saturday, March 16, 2024, shows a broken truck and a bus after shelling from the Ukrainian side in Belgorod, Russia. A Russian regional governor says two people have been killed in Ukrainian shelling of the city of Belgorod, close to the border with Ukraine. Three others were wounded. (Belgorod region governor Vyacheslav Gladkov telegram channel via AP)
Kerusakan di kota Belgorod, Rusia akibat serangan drone Ukraina (Foto: AP/Belgorod region governor Vyacheslav Gladkov telegram channel via AP)
Jakarta -

Pemerintah Rusia menuduh Ukraina meningkatkan serangan udara dengan tujuan menggagalkan perundingan damai. Moskow juga mengatakan bahwa serangan besar-besarannya terhadap Ukraina merupakan "respons" atas serangan drone Ukraina terhadap Rusia.

Upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk memaksakan perundingan damai antara kedua negara tetangga tersebut, sejauh ini gagal mencapai terobosan. Ini membuat Presiden AS Donald Trump frustrasi dengan kedua belah pihak.

Sebelumnya pada hari Senin (27/5) waktu setempat, Moskow melancarkan serangan udara terbesar terhadap Ukraina sejak dimulainya operasi militer skala penuh pada tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kyiv, dengan dukungan beberapa negara Eropa, telah mengambil serangkaian langkah provokatif untuk menggagalkan perundingan yang diprakarsai oleh Rusia," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir kantor berita AFP, Selasa (27/5/2025).

Kementerian menambahkan bahwa pasukan Rusia menyerang Ukraina "sebagai respons terhadap serangan drone Ukraina secara massal di wilayah Rusia".

ADVERTISEMENT

Moskow mengklaim bahwa mereka hanya menyerang "target militer" di Ukraina. Namun, militer Rusia melancarkan serangan pada hari Minggu lalu, yang menewaskan 13 warga sipil, termasuk tiga anak dari keluarga yang sama, di kota Zhytomyr di Ukraina bagian tengah.

Moskow mengatakan telah melancarkan serangan-serangan setelah Ukraina mengirim 1.465 drone ke Rusia sejak 20 Mei lalu.

Otoritas Moskow mengatakan bahwa warga sipil Rusia, "termasuk wanita dan anak-anak", terluka dalam serangan-serangan Ukraina tersebut. Moskow pun memperingatkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan "sebagai tanggapan terhadap serangan teroris atau provokasi oleh Kyiv".

Simak juga Video: Trump Kecam Serangan Rusia ke Ukraina: Apa yang Terjadi Pada Putin?

Sebelumnya, setelah serangan besar-besaran di Ukraina, Trump mengatakan bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin telah menjadi "gila".

Komentar Trump tersebut merupakan kata-kata keras yang jarang terjadi terhadap Putin. Ini disampaikan Trump pada Minggu (25/5) waktu setempat setelah sejumlah serangan drone Rusia menewaskan sedikitnya 13 orang di Ukraina, meskipun ada pertukaran tahanan dan desakan AS untuk gencatan senjata.

"Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!" tulis Trump dalam sebuah posting di media sosial miliknya, Truth Social.

Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia menginginkannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!" tambahnya.

Simak juga Video: Trump Kecam Serangan Rusia ke Ukraina: Apa yang Terjadi Pada Putin?

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads