Pemerintah China mengecam langkah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut hak Universitas Harvard untuk menerima para mahasiswa asing, yang sebagian besar berasal dari China. Beijing menyebut langkah Trump itu sebagai "politisasi pertukaran pendidikan".
Kebijakan terbaru Trump itu diumumkan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, pada Kamis (22/5) yang memerintahkan departemennya untuk menghentikan sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran untuk Universitas Harvard yang berlaku untuk tahun ajaran 2025-2026.
Noem menuduh Harvard telah "mendorong kekerasan, anti-Semitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak China secara konsisten menentang politisasi kerja sama pendidikan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, seperti dilansir AFP, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing |
Pejabat China itu mengatakan bahwa kebijakan Trump tersebut hanya akan merusak citra dan kedudukan internasional Amerika Serikat.
Kebijakan Trump ini memaksa para mahasiswa asing di Harvard untuk pindah ke universitas lainnya atau kehilangan status hukum mereka di AS. Harvard, dalam tanggapannya, menyebut langkah pemerintahan Trump itu -- yang berdampak pada ribuan mahasiswa -- adalah ilegal dan merupakan balas dendam.
Keputusan tersebut menandai peningkatan langkah keras pemerintahan Trump terhadap universitas tertua di AS yang memiliki kampus di Cambridge, Massachusetts. Langkah ini dilakukan setelah Harvard menolak untuk memberikan informasi yang diminta Noem soal beberapa pemegang visa mahasiswa asing.
Simak Video 'Membaca Maksud Pemerintahan Trump Menjegal Harvard University':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurut statistik universitas, seperti dilansir Reuters, Harvard menerima hampir 6.800 mahasiswa internasional untuk tahun ajaran 2024-2025, yang mencapai 27 persen dari total pendaftarannya.
Sepanjang tahun 2022 lalu, mahasiswa berkewarganegaraan China menjadi kelompok mahasiswa asing terbesar di Harvard, yakni mencapai 1.016 mahasiswa. Setelah China, mahasiswa asing lainnya di Harvard kebanyakan berasal dari Kanada, India, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Australia, Singapura, dan Jepang.
"Ini merupakan keistimewaan, bukan hak, bagi universitas untuk menerima mahasiswa asing dan mendapatkan keuntungan dari biaya kuliah yang lebih tinggi untuk membantu menambah dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar," kata Noem dalam pernyataannya.
Simak Video 'Membaca Maksud Pemerintahan Trump Menjegal Harvard University':