Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh lima jet tempur India menyusul rentetan serangan rudal dari New Delhi, yang disebut menewaskan sedikitnya 8 orang di negara tersebut.
Perkembangan situasi ini semakin meningkatkan ketegangan yang menyelimuti kedua negara yang bertetangga itu, setelah serangan mematikan di wilayah sengketa Kashmir beberapa waktu lalu.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (7/5/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Tiba-tiba Trump Gencatan Senjata dengan Houthi, Netanyahu Kaget!
Pengumuman tak terduga yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang gencatan senjata antara AS dan kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman, telah mengagetkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya.
Gencatan senjata tiba-tiba itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (7/5/2025), disepakati menyusul eskalasi besar-besaran di mana Houthi, yang didukung Iran, berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan Amerika, dengan menyerang area di dekat Bandara Ben Gurion selama akhir pekan.
Serangan Houthi itu memaksa penghentian lalu lintas udara selama berjam-jam dan menyebabkan beberapa maskapai penerbangan internasional menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv.
- Geger Rudal India Hantam Pakistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 26 Orang
Jumlah korban tewas akibat rentetan serangan rudal India di beberapa wilayah Pakistan kembali bertambah menjadi sedikitnya 26 orang, termasuk dua anak-anak. Islamabad menyebut semua korban tewas merupakan warga sipil.
"Hingga saat ini, sedikitnya 26 warga sipil tidak bersalah telah menjadi martir dalam serangan tersebut," kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry, dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Rabu (7/5/2025).
Dia juga menyebut bahwa sekitar 46 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan-serangan tersebut.
- Ramai-ramai Mengecam Rencana Israel Taklukkan Gaza
Israel menuai kecaman internasional atas rencananya untuk memperluas serangan ke Gaza. Terlebih lagi menteri keuangan sayap kanan negara itu menyerukan pada Selasa (6/5) agar wilayah Palestina itu "dihancurkan".
Militer Israel telah memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk rencana perluasan serangan di Jalur Gaza, yang menurut seorang pejabat akan mencakup "penaklukan" wilayah Palestina itu.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (7/5/2025), diplomat utama Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan kepada mitranya dari Israel melalui panggilan telepon, bahwa situasinya "tidak dapat dipertahankan". Dia pun mendesak dimulainya kembali aliran bantuan ke Gaza, di mana kelaparan mengancam.
- Memanas! Rusia-Ukraina Saling Gempur Ibu Kota
Rusia dan Ukraina kembali saling melancarkan serangan udara pada malam hari yang menargetkan ibu kota masing-masing. Sedikitnya dua orang tewas akibat serangan terbaru yang menghantam area Kyiv, sementara sejumlah drone dihancurkan saat terbang mendekati Moskow.
Layanan darurat Ukraina dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir Reuters, Rabu (7/5/2025), melaporkan bahwa puing-puing yang terjatuh dari drone yang hancur memicu kebakaran pada sejumlah apartemen dan gedung di tiga distrik Kyiv.
Disebutkan layanan darurat Ukraina pada Rabu (7/5) bahwa sedikitnya dua orang tewas di area distrik Shevchenkivskyi yang ramai dan merupakan area perkotaan.
- Panas! Balas Serangan Rudal, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh lima jet tempur India menyusul rentetan serangan rudal dari New Delhi, yang disebut menewaskan sedikitnya 8 orang di negara tersebut.
Perkembangan situasi ini semakin meningkatkan ketegangan yang menyelimuti kedua negara yang bertetangga itu, setelah serangan mematikan di wilayah sengketa Kashmir beberapa waktu lalu.
Menteri Pertahanan (Menhan) Pakistan, Khawaja Asif, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (7/5/2025), mengonfirmasi hal tersebut saat berbicara kepada televisi lokal Geo TV pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat.
"Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh sedikitnya lima jet tempur India sebagai respons atas agresi lintas perbatasan oleh India baru-baru ini," ucap Asif dalam pernyataannya.