Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana militer untuk memperluas serangan ke wilayah Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mengkhawatirkan rencana tersebut.
Dilansir AFP, Selasa (6/5/2025), PBB telah berulang kali memperingatkan tentang bencana kemanusiaan dengan kelaparan usai dua bulan Israel memblokade bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan Sekjen PBB Antonio Guterres khawatir dengan rencana terbaru Israel.
Dia mengatakan Sekjen PBB "khawatir" oleh rencana Israel yang "pasti akan menyebabkan lebih banyak warga sipil terbunuh dan kehancuran Gaza lebih lanjut".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gaza harus tetap, menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan," kata juru bicara Farhan Haq.
Salah satu pejabat keamanan senior Israel mengatakan bahwa "komponen utama dari rencana tersebut adalah evakuasi besar-besaran seluruh penduduk Gaza dari zona pertempuran... ke wilayah di Gaza selatan".
Juru bicara militer Effie Defrin mengatakan serangan yang direncanakan akan mencakup "pemindahan sebagian besar penduduk Jalur Gaza... untuk melindungi mereka".
Hampir semua dari 2,4 juta penduduk Jalur Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama perang, yang dipicu oleh serangan militan Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel.
Israel telah mendesak warga Palestina untuk meninggalkan Gaza, dengan pejabat keamanan senior mengatakan bahwa "program pemindahan sukarela... akan menjadi bagian dari tujuan operasi".
Bagi warga Palestina, pemindahan paksa apa pun membangkitkan kenangan akan "Nakba", atau bencana -- pemindahan massal dalam perang yang menyebabkan pembentukan Israel pada tahun 1948.
Uni Eropa menyuarakan kekhawatiran dan mendesak Israel menahan diri, dengan mengatakan rencana itu "akan mengakibatkan lebih banyak korban dan penderitaan bagi rakyat Palestina".
'Lihat juga Video: Demo di Israel Memanas Usai Deklarasi Serangan Intensif ke Gaza'