Pada Minggu (4/5) waktu setempat, televisi pemerintah Iran menyiarkan cuplikan rekaman yang menunjukkan rudal terbaru itu selama wawancara dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Aziz Nasirzadeh.
"Jika kami diserang dan perang dilancarkan terhadap kami, kami akan menanggapi dengan kekuatan dan akan menargetkan kepentingan mereka dan pangkalan mereka," tegas Nasirzadeh dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga, tetapi pangkalan Amerika adalah target kami," katanya.
Rudal terbaru itu dipamerkan ke publik setelah Iran dan AS menggelar perundingan nuklir, yang dimediasi Oman, selama tiga putaran sejak 12 April lalu. Itu menjadi pertemuan tingkat tertinggi sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.
Iran telah berulang kali membantah negaranya berupaya memperoleh senjata nuklir, dan bersikeras bahwa ambisi nuklirnya bertujuan damai dan untuk tujuan sipil. Teheran juga mengesampingkan pembahasan dengan Washington mengenai kemampuan militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya.
Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menyerang Iran jika upaya diplomasi gagal, dan telah menjatuhkan sanksi tambahan menargetkan sektor minyak negara tersebut.
Simak juga Video 'PM Israel Serukan Pembongkaran Infrastruktur Program Nuklir Iran':
(nvc/ita)