Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memerintahkan pengerahan senjata nuklir pada kapal Angkatan Laut dipercepat. Pakistan mengklaim ada bukti "intelijen yang kredibel" soal India merencanakan serangan militer dalam waktu dekat.
Kim Jong Un menyebut langkah mempercepat persenjataan nuklir Angkatan Laut diperlukan untuk mempertahankan Korut dari "ancaman yang sudah ada dan yang akan datang".
Sementara itu, Islamabad menegaskan akan memberikan "respons yang tegas" terhadap serangan apa pun dari New Delhi, menyusul pembantaian 26 orang di Kashmir yang menjadi sengketa yang memperburuk hubungan kedua negara yang bertetangga itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (30/4/2025):
- AS Hantam 1.000 Target Terkait Houthi di Yaman Sejak Maret
Pasukan militer Amerika Serikat (AS) telah menyerang lebih dari 1.000 target di wilayah Yaman, sejak negara itu semakin meningkatkan operasi udara melawan kelompok Houthi pada pertengahan Maret lalu.
Washington mengklaim rentetan serangannya telah menewaskan para petempur dan pemimpin Houthi.
Kelompok Houthi yang didukung Iran mulai menargetkan kapal-kapal kargo yang berlayar di perairan Laut Merah dan Teluk Aden pada akhir tahun 2023, setelah perang berkecamuk antara Hamas, sekutunya, dan Israel di Jalur Gaza.
- Kim Jong Un Perintahkan Kapal Angkatan Laut Korut Dilengkapi Senjata Nuklir
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memerintahkan langkah-langkah diambil untuk mempercepat pengerahan senjata nuklir pada kapal-kapal Angkatan Laut negaranya tersebut. Kim Jong Un menyebut persenjataan nuklir pada kapal militer diperlukan untuk mempertahankan Korut dari ancaman-ancaman.
Kim Jong Un, seperti dilansir AFP, Rabu (30/4/2025), memberikan arahan tersebut setelah dia mengawasi hari pertama uji coba senjata pada kapal penghancur terbaru Korut, yang diberi nama Choe Hyon.
"Dengan mengatakan bahwa waktunya telah tiba untuk membuat pilihan yang bertanggung jawab untuk mempercepat persenjataan nuklir Angkatan Laut guna mempertahankan negara dan kedaulatan maritim dari ancaman yang sudah ada dan yang akan datang, dia menetapkan berbagai tugas untuk mewujudkannya," demikian seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), merujuk pada arahan Kim Jong Un.
'Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: Paus Fransiskus Wafat-Sadapan KPK di Sidang Hasto'
- Jaksa Korsel Geledah Rumah Eks Presiden Yoon Suk Yeol terkait Kasus Dukun
Jaksa Korea Selatan (Korsel) melakukan penggeledahan terhadap rumah mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada Rabu (30/4) waktu setempat. Penggeledahan ini berkaitan dengan penyelidikan terhadap seorang dukun kontroversial yang dituduh menerima hadiah-hadiah mewah untuk istri Yoon.
Yoon dilucuti dari semua jabatan, kekuasaan, dan hak istimewanya pada awal bulan ini oleh Mahkamah Konstitusi Korsel terkait penetapan darurat militer singkat yang membawa bencana pada 3 Desember tahun lalu.
Dia juga dipaksa keluar dari kediaman kepresidenan dan pindah ke rumah lamanya yang ada di area distrik Seocho, Seoul.
- Pakistan Klaim Ada Bukti India Siapkan Serangan, Ancam Respons Tegas
Pakistan mengatakan pihaknya memiliki bukti "intelijen yang kredibel" soal India merencanakan serangan militer dalam waktu dekat, terkait serangan mematikan baru-baru ini di Kashmir. Islamabad menegaskan akan memberikan "respons yang tegas" terhadap serangan apa pun dari New Delhi.
Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya konflik buntut serangan bersenjata yang menewaskan 26 orang di area wisata Pahalgam, Kashmir, pada 22 April lalu. India menuduh Pakistan mendukung aksi penyerangan itu, yang langsung dibantah oleh Islamabad.
"Pakistan memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India bermaksud melancarkan serangan militer dalam waktu 24 jam hingga 36 jam ke depan dengan menggunakan insiden Pahalgam sebagai dalih palsu," ucap Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, seperti dilansir AFP, Rabu (30/4/2025).
- Iran Hukum Gantung Warganya yang Dituduh Jadi Mata-mata Israel
Otoritas Iran menghukum gantung seorang warganya yang dinyatakan bersalah telah melakukan spionase untuk badan mata-mata Israel, Mossad. Warga Iran yang dieksekusi mati ini juga dituduh terlibat dalam pembunuhan seorang kolonel Garda Revolusi tahun 2022 lalu.
Laporan situs berita Mizan Online milik otoritas kehakiman Iran, seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (30/4/2025), mengumumkan Mohsen Langarneshin telah dihukum gantung pada Rabu (30/4) pagi waktu setempat.
Langarneshin digambarkan sebagai "mata-mata tingkat tinggi" yang mendukung operasi intelijen Mossad di dalam wilayah Iran. Dia dinyatakan bersalah atas spionase dan karena bekerja sama dengan intelijen Israel.
'Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: Paus Fransiskus Wafat-Sadapan KPK di Sidang Hasto'