Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman enam tahun penjara terhadap mantan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan negara itu pada Selasa (29/4). Mantan wakil menteri itu dinyatakan bersalah atas dakwaan "penyalahgunaan kekuasaan" dalam rencana pengembangan energi tenaga surya.
Vietnam diketahui telah berkomitmen untuk mencapai emisi karbon net-zero pada tahun 2050 mendatang, dan berupaya meningkatkan produksi tenaga angin dan tenaga surya untuk memenuhi permintaan yang melonjak.
Hoang Quoc Vuong yang berusia 62 tahun ini, seperti dilansir AFP, Selasa (29/4/2025), mengakui telah menerima suap sebesar US$ 57.600 (Rp 965,8 juta) untuk memberikan harga khusus kepada pembangkit listrik tenaga surya di Provinsi Ninh Thuan selatan ketika mereka menjual listrik ke perusahaan listrik nasional.
Vuong menjabat Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam antara tahun 2015 hingga tahun 2020. Dia juga pernah mengepalai Perusahaan Listrik Negara Vietnam (EVN) antara tahun 2012 hingga tahun 2015.
Menurut putusan pengadilan Vietnam, EVN menghabiskan dana hampir US$ 154 juta (Rp 2,5 triliun) untuk membeli tenaga surya dari tiga pembangkit listrik tenaga surya di Provinsi Ninh Thuan antara tahun 2018 hingga tahun 2020 lalu, yang menyebabkan kerugian negara sebesar lebih dari US$ 40 juta (Rp 670,7 miliar).
Dalam persidangan, Vuong mengakui dirinya telah menerima suap, namun keluarganya telah membayarkan kembali jumlah tersebut.
"Saya pikir selama kinerja jabatan publik saya, saya telah melakukan kesalahan, yang menyebabkan kerugian. Jadi saya bertanggung jawab untuk membayar kembali jumlah tersebut kepada negara," kata Vuong kepada pengadilan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
'Lihat juga Video: Kronologi 3 Hakim Pemvonis Bebas Ronald Tannur Diduga Terima Suap'