Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengatakan militer negaranya menggencarkan serangan dari udara, darat, dan laut terhadap Jalur Gaza. Katz menyebut peningkatan serangan dilakukan untuk menekan kelompok Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan di jalur Gaza.
Katz mengatakan bahwa Tel Aviv juga akan mengevakuasi warga sipil ke bagian selatan daerah kantong Palestina tersebut.
Setelah dua bulan diselimuti ketenangan, warga Gaza kembali melarikan diri untuk menyelamatkan diri mereka saat militer Israel kembali melancarkan operasi udara dan darat secara besar-besaran. Rentetan serangan Tel Aviv itu secara efektif membatalkan gencatan senjata yang berlangsung sejak 19 Januari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Memanas! Hamas Balas Serangan Israel |
Katz dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (21/3/2025), memperingatkan jika Hamas terus menolak untuk membebaskan sandera-sandera Israel yang tersisa di Jalur Gaza, maka semakin banyak wilayah yang akan hilang dari mereka.
Ditegaskan Katz bahwa militer Israel akan meningkatkan serangan baik dari udara, laut dan darat, serta semakin memperluas operasi darat hingga para sandera dibebaskan dan Hamas akhirnya dikalahkan.
Israel melanjutkan pengeboman terhadap Jalur Gaza sejak Selasa (18/3) saat upaya memperpanjang gencatan senjata menghadapi kebuntuan. Sehari setelahnya, atau pada Rabu (19/3), Tel Aviv mengumumkan dilanjutkannya kembali operasi darat di daerah kantong Palestina tersebut.
Simak Video 'Pengakuan WNI Pekerja Online Scam di Myanmar: Dihipnotis-Kerja 14 Jam':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Khalil al-Daqran, seperti dilansir Ahram Online, menyebut sedikitnya 710 orang tewas dan lebih dari 900 orang lainnya mengalami luka-luka di Jalur Gaza, sejak militer Israel kembali membombardir wilayah itu pada Selasa (18/3) dini hari.
Al-Daqran, seperti dikutip Al Jazeera, menyebut banyak korban luka akhirnya meninggal dunia karena tidak menerima perawatan medis yang memadai dan segera, akibat kurangnya pasokan dan peralatan medis esensial di Jalur Gaza.
Dia juga menyebut bahwa sekitar 70 persen korban merupakan wanita dan anak-anak, dengan sebagian besar mengalami luka parah.
Simak Video 'Pengakuan WNI Pekerja Online Scam di Myanmar: Dihipnotis-Kerja 14 Jam':