Ribuan orang di Suriah tewas akibat bentrokan berdarah yang terjadi sejak pekan lalu. Bentrokan itu melibatkan pasukan pemerintah dengan loyalis mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad
"Setidaknya 1.383 warga sipil, sebagian besar dari mereka adalah warga Alawi, tewas dalam gelombang kekerasan yang melanda pantai Mediterania Suriah," kata pemantau perang di Suriah dilansir kantor berita AFP, Rabu (12/3/2025).
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan para warga sipil tewas dalam eksekusi oleh pasukan keamanan dan kelompok sekutu. Lokasi bentrokan berada di jantung pesisir minoritas Alawi yang merupakan kampung halaman dari Bashar al-Assad.
Kekerasan di Suriah memang mereda, namun jumlah korban meningkat karena sejumlah mayat baru ditemukan. Mayat-mayat ditemukan di lahan atau rumah-rumah warga.
"Kematian terbaru tercatat di provinsi pesisir Latakia dan Tartus dan di provinsi tengah tetangga Hama," kata Syrian Observatory for Human Rights.
Syrian Observatory for Human Rights menuding pasukan keamanan dan kelompok sekutu berpartisipasi dalam eksekusi lapangan, pemindahan paksa dan pembakaran rumah, tanpa pencegahan hukum.
Kekerasan di Suriah terjadi pada Kamis (6/3) usai loyalis Assad yang dibekali senjata melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan pemerintah Suriah yang baru. Setidaknya 231 personel keamanan tewas dalam bentrokan berikutnya. Observatorium mengatakan 250 pejuang pro-Assad tewas.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan telah mendokumentasikan "eksekusi kilat" yang tampaknya dilakukan atas dasar sektarian. Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa, telah berjanji untuk mengadili mereka yang berada di balik pertumpahan darah warga sipil dan membentuk komite pencari fakta.
Juru bicara komite tersebut, Yasser al-Farhan, mengatakan Suriah bertekad untuk mencegah balas dendam yang melanggar hukum dan menjamin tidak ada impunitas.
Pihak berwenang juga telah mengumumkan penangkapan sedikitnya tujuh orang sejak Senin (10/3) atas dugaan pelanggaran terhadap warga sipil. Hayat Tahrir al-Sham (HTS), cabang dari bekas cabang Al-Qaeda di Suriah, masih dilarang sebagai organisasi teroris oleh beberapa pemerintah termasuk Amerika Serikat. Sejak Assad digulingkan pada bulan Desember 2024, banyak warga Alawi yang hidup dalam ketakutan akan pembalasan atas pemerintahannya yang brutal.
Lihat Video 'Keamanan Suriah Diperketat Usai Bentrokan yang Tewaskan 1.000 Orang':
(ygs/haf)