Pasukan keamanan Pakistan mengatakan 155 sandera telah dibebaskan dari penyanderaan penumpang kereta api yang dilakukan militan separatis di Provinsi Balochistan. Sedikitnya 27 orang, yang semuanya diduga militan separatis, tewas saat operasi keamanan dilakukan pasukan pemerintah Pakistan.
Operasi keamanan itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (12/3/2025), terus berlanjut untuk membebaskan para penumpang lainnya yang masih disandera di dalam kereta api tersebut.
Para militan yang loyal pada kelompok separatis Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengklaim telah menyandera 214 penumpang kereta lainnya setelah menyerang sebuah rangkaian kereta api bernama Jaffar Express pada Selasa (11/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan diawali dengan ledakan bom pada rel yang dilalui kereta api tersebut, yang memaksa rangkaian kereta berhenti di area terpencil Balochistan. Para militan bersenjata kemudian memasuki kereta dan melakukan penyanderaan. BLA selama ini mengobarkan perang melawan pemerintah Pakistan.
Baku tembak dilaporkan terjadi setelah penyanderaan dilakukan. Pasukan keamanan Pakistan mengatakan mereka berhasil membebaskan 155 sandera di antaranya, termasuk wanita dan anak-anak. Operasi keamanan untuk membebaskan para penumpang lainnya sedang berlangsung.
Selain menewaskan 27 militan, laporan yang belum terkonfirmasi menyebut sedikitnya 10 penumpang, termasuk sang masinis kereta, tewas dalam penyergapan itu.
Otoritas Pakistan sejauh ini belum merilis pernyataan resmi soal korban jiwa dalam insiden tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurut sumber-sumber keamanan setempat, beberapa militan memakai jaket yang dipasangi peledak dan mengambil posisi di dekat para sandera, yang memaksa pasukan keamanan Pakistan untuk "sangat berhati-hati" dalam melaksanakan operasi mereka.
BLA dan beberapa kelompok lainnya telah sejak lama melancarkan serangan terhadap pasukan pemerintah dan warga Pakistan yang berasal dari luar Provinsi Balochistan. BLA mengklaim sumber daya alam di wilayah tersebut dieksploitasi oleh pihak luar dan meningkatkan serangan yang menargetkan warga Pakistan lainnya yang berasal dari wilayah lain.
BLA sejak lama memperjuangkan "pembebasan" Balochistan, yang menurut mereka dimasukkan secara paksa ke Pakistan setelah berakhirnya pemerintahan kolonial Inggris di India yang bersatu pada tahun 1947 silam.
(nvc/ita)