Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana pemecatan massal terhadap hampir separuh staf Departemen Pendidikan, yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Langkah ini menandai penutupan total departemen tersebut.
Kebijakan pemecatan massal terhadap Departemen Pendidikan ini diambil ketika lembaga-lembaga pemerintah AS berusaha keras memenuhi tenggat waktu yang diberikan Trump untuk menyerahkan rencana putaran kedua pemecatan massal.
Departemen Pendidikan AS dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (12/3/2025), menyebut pemberhentian massal itu merupakan bagian dari "misi terakhir" departemen tersebut, yang merujuk pada janji Trump untuk membubarkan Departemen Pendidikan AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, departemen tersebut mengawasi pinjaman kuliah sebesar US$ 1,6 triliun, menegakkan hukum hak-hak sipil di sekolah-sekolah, dan menyediakan dana federal untuk distrik-distrik yang membutuhkan.
Ketika ditanya dalam wawancara dengan Fox News soal apakah pemecatan massal itu akan memicu pembubaran Departemen Pendidikan, Menteri Pendidikan AS Linda McMahon menjawab: "Iya."
McMahon menyebut hal tersebut merupakan "mandat presiden".
Pemecatan massal ini akan membuat Departemen Pendidikan AS hanya memiliki 2.183 staf saja, yang berkurang drastis dari 4.133 staf ketika Trump mulai menjabat pada pertengahan Januari lalu. Ini berarti, ada sekitar 1.950 staf yang dipecat secara massal.
Para staf Departemen Pendidikan yang terdampak pemecatan massal ini akan ditempatkan pada cuti administratif mulai 21 Maret mendatang.
Simak juga Video: Trump Pecat 4 Pejabat Era Biden: 1.000 Orang Lainnya Menyusul!
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.