FBI Tangkap Tentara AS yang Diduga Jual Rahasia Militer ke China

FBI Tangkap Tentara AS yang Diduga Jual Rahasia Militer ke China

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 14:27 WIB
The FBI logo is seen outside the headquarters building in Washington, DC on July 5, 2016. 
The FBI said Tuesday it will not recommend charges over Hillary Clintons use of a private email server as secretary of state, but said she had been
Logo FBI (dok. YURI GRIPAS/ AFP PHOTO)
Washington DC -

Biro Investigasi Federal (FBI) menangkap seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang diduga menjual informasi rahasia kepada sejumlah individu yang tinggal di China. Tentara AS ini mendapatkan imbalan sebesar US$ 15.000 atau setara Rp 244,8 juta untuk informasi rahasia tersebut.

Tentara AS bernama Jian Zhao ini, seperti dilansir AFP, Jumat (7/3/2025), dituduh mengumpulkan hard-drive berisi data rahasia dan sebuah komputer yang diambil dari pemerintah AS, untuk dijual kepada beberapa individu yang tidak disebutkan namanya di China.

Zhao merupakan seorang army supply sergeant yang masih bertugas aktif dan ditempatkan di pangkalan militer AS di negara bagian Washington.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi pencurian informasi rahasia itu dimulai pada Juli 2024, dengan Zhao telah menerima setidaknya US$ 15.000 sebagai pembayaran untuk informasi rahasia itu.

Dia didakwa atas dugaan berkonspirasi untuk memperoleh dan mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada individu-individu yang tidak berwenang, serta atas dugaan penyuapan dan pencurian properti pemerintah.

ADVERTISEMENT

Menurut dokumen dakwaan, Zhao bersama kaki tangannya "secara sadar dan melawan hukum telah berkonspirasi... untuk memperoleh dan mengirimkan dokumen, tulisan, foto, instrumen, peralatan dan catatan yang berkaitan dengan pertahanan nasional Amerika Serikat kepada individu yang tidak berhak menerimanya".

Selain Zhao, ada dua tersangka lainnya dalam kasus ini, yang diidentifikasi oleh FBI sebagai seorang tentara aktif AS bernama Li Tian dan seorang mantan tentara bernama Ruoyu Duan. Keduanya juga ditangkap pada Kamis (6/3) atas dugaan pencurian properti pemerintah dan penyuapan.

Simak juga video: Biden soal Balon Mata-mata China: Kami Tak Cari Perang Dingin


[Gambas:Video 20detik]


Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

FBI mendakwa Tian akan "mengumpulkan informasi militer sensitif yang terkait kemampuan operasional Angkatan Darat Amerika Serikat", khususnya mengenai sistem persenjataan militer AS, dan menjualnya kepada Duan dengan imbalan yang besarnya tidak diketahui antara November 2021 hingga Desember 2024.

"Para terdakwa yang ditangkap hari ini dituduh mengkhianati negara kita, secara aktif berupaya melemahkan kemampuan pertahanan Amerika, dan memberdayakan musuh kita di China," sebut Jaksa Agung AS Pam Bondi dalam pernyataannya.

"Mereka akan menghadapi keadilan yang cepat, berat, dan menyeluruh," tegasnya.

Simak juga video: Biden soal Balon Mata-mata China: Kami Tak Cari Perang Dingin

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads