Biro Investigasi Federal (FBI) menangkap seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang diduga menjual informasi rahasia kepada sejumlah individu yang tinggal di China. Tentara AS ini mendapatkan imbalan sebesar US$ 15.000 atau setara Rp 244,8 juta untuk informasi rahasia tersebut.
Tentara AS bernama Jian Zhao ini, seperti dilansir AFP, Jumat (7/3/2025), dituduh mengumpulkan hard-drive berisi data rahasia dan sebuah komputer yang diambil dari pemerintah AS, untuk dijual kepada beberapa individu yang tidak disebutkan namanya di China.
Zhao merupakan seorang army supply sergeant yang masih bertugas aktif dan ditempatkan di pangkalan militer AS di negara bagian Washington.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi pencurian informasi rahasia itu dimulai pada Juli 2024, dengan Zhao telah menerima setidaknya US$ 15.000 sebagai pembayaran untuk informasi rahasia itu.
Dia didakwa atas dugaan berkonspirasi untuk memperoleh dan mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada individu-individu yang tidak berwenang, serta atas dugaan penyuapan dan pencurian properti pemerintah.
Menurut dokumen dakwaan, Zhao bersama kaki tangannya "secara sadar dan melawan hukum telah berkonspirasi... untuk memperoleh dan mengirimkan dokumen, tulisan, foto, instrumen, peralatan dan catatan yang berkaitan dengan pertahanan nasional Amerika Serikat kepada individu yang tidak berhak menerimanya".
Selain Zhao, ada dua tersangka lainnya dalam kasus ini, yang diidentifikasi oleh FBI sebagai seorang tentara aktif AS bernama Li Tian dan seorang mantan tentara bernama Ruoyu Duan. Keduanya juga ditangkap pada Kamis (6/3) atas dugaan pencurian properti pemerintah dan penyuapan.
Simak juga video: Biden soal Balon Mata-mata China: Kami Tak Cari Perang Dingin