Israel Akui Gagal Total Cegah Serangan 7 Oktober, Remehkan Hamas

Israel Akui Gagal Total Cegah Serangan 7 Oktober, Remehkan Hamas

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 28 Feb 2025 11:06 WIB
Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas ke Israel juga bertambah. Juru bicara pasukan pertahanan Israel mengatakan korban tewas bertambah menjadi 700 orang.
Tentara Israel berdiri di dekat jenazah korban serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang kemudian memicu perang di Jalur Gaza (dok. AP Photo/Tsafrir Abayov)
Tel Aviv -

Militer Israel mengakui "kegagalan total" dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang di wilayahnya. Militer Israel juga mengakui bahwa selama bertahun-tahun, mereka telah meremehkan kemampuan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Pengakuan soal "kegagalan total" ini, seperti dilansir AFP, Jumat (28/2/2025), disampaikan dalam laporan investigasi internal militer Israel terhadap serangan 7 Oktober, yang memicu perang dahsyat di Jalur Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina.

"Tanggal 7 Oktober adalah kegagalan total, IDF (Angkatan Bersenjata Israel) gagal memenuhi misinya untuk melindungi warga sipil Israel," kata seorang pejabat senior militer Israel, tanpa menyebut nama sesuai protokol militer, saat memberi penjelasan kepada wartawan soal temuan penyelidikan internal itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlalu banyak warga sipil yang tewas pada hari ini bertanya dalam hari atau dengan lantang, di mana IDF," ucap pejabat senior militer Israel tersebut.

Dalam ringkasan laporan yang dibagikan kepada jurnalis, militer Israel mengatakan: "Angkatan Bersenjata Israel gagal melindungi warga Israel. Divisi Gaza dikuasai pada dini hari perang, ketika teroris mengambil kendali dan melakukan pembantaian di komunitas-komunitas dan jalanan di wilayah tersebut."

ADVERTISEMENT

Pejabat militer itu menjelaskan bahwa militer Israel "terlalu percaya diri" dan telah keliru dalam mengkalkulasi kemampuan militer Hamas sebelum serangan terjadi.

Diungkapkan pejabat militer Israel itu bahwa penyelidikan dilakukan selama 15 bulan terakhir, yang fokus pada empat area utama, yakni persepsi militer menjelang 7 Oktober, kegagalan intelijen, peristiwa malam hari sebelum serangan terjadi, dan tindakan militer saat serangan terjadi serta upaya merebut kembali kendali.

"Kami bahkan tidak membayangkan skenario seperti itu," kata pejabat militer Israel, sembari menyebut perhatian Tel Aviv saat itu tertuju pada ancaman dari Iran dan Hizbullah.

Lihat juga Video 'Pertukaran Tahanan Terakhir, Warga Palestina Tinggalkan Penjara Israel':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menurut pejabat militer Israel itu, militer Tel Aviv tidak memiliki "pemahaman komprehensif mengenai kemampuan militer musuh" dan "terlalu percaya diri dengan pengetahuannya".

Persepsi militer Israel pada saat itu, menurut laporan investigasi internal itu, adalah Hamas tidak tertarik pada konflik skala penuh. Militer Israel dinilai kurang persiapan dan kemampuan untuk merespons serangan.

"Keyakinannya adalah Hamas dapat dipengaruhi melalui tekanan yang akan mengurangi motivasi perang, terutama dengan memperbaiki kondisi kehidupa di laur Gaza," sebut laporan tersebut, seperti dilansir Reuters.

Serangan Hamas itu menewaskan sedikitnya 1.218 orang di Israel, yang sebagian besar warga sipil. Sebanyak 251 orang lainnya disandera Hamas, dengan saat ini masih ada 58 sandera yang ditahan di Jalur Gaza, termasuk 34 orang yang diyakini sudah tewas.

"Ini adalah salah satu peristiwa paling mengerikan yang pernah terjadi di Israel. Ini adalah salah satu kegagalan terbesar IDF," sebut pejabat militer senior Israel itu.

Lihat juga Video 'Pertukaran Tahanan Terakhir, Warga Palestina Tinggalkan Penjara Israel':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads