Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bertekad untuk membuat Hamas membayar karena tidak menyerahkan satu jenazah sandera Israel. Hal ini disampaikan setelah Tel Aviv menyebut satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas di Gaza pada Kamis (20/2) bukanlah sandera Israel.
Militer Israel sebelumnya, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Jumat (21/2/2025), mengumumkan bahwa dua jenazah telah diidentifikasi sebagai dua balita Israel, Kfir Bibas dan Ariel Bibas, yang diculik Hamas dalam serangan pada 7 Oktober 2023.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (21/2/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Pesawat Pengebom AS Kembali Lintasi Timur Tengah, Ada Apa?
Militer Amerika Serikat (AS) kembali mengerahkan pesawat pengebom B-52 untuk mengudara melintasi kawasan Timur Tengah. Ini merupakan penerbangan kedua dalam waktu 48 jam atau dua hari terakhir di kawasan tersebut.
Komando Pusat AS atau CENTCOM, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (21/2/2025), menyatakan pihaknya telah menjalankan Misi Satuan Tugas Pengebom kedua di kawasan Timur Tengah untuk kedua kalinya dalam 48 jam terakhir.
Dua pesawat pengebom B-52 yang berangkat dari dari RAF Fairford di Inggris, mengudara melintasi kawasan Eropa dan enam negara mitra AS di Timur Tengah, termasuk melakukan misi pengisian bahan bakar di udara dan pelatihan jarak jauh.
- AS Deportasi 177 Migran dari Guantanamo ke Venezuela
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeportasi 177 migran dari pangkalan militernya di Guantanamo, Kuba ke tanah air mereka di Venezuela.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (21/2/2025), para pejabat di Washington dan Caracas mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat meninggalkan pangkalan AS di Kuba tersebut pada Kamis (20/2) waktu setempat, menurunkan 177 orang tersebut di Honduras, tempat mereka dijemput oleh pemerintah Venezuela.
Operasi yang direncanakan dengan cermat itu, tampaknya mustahil dilakukan beberapa minggu yang lalu, ketika Amerika Serikat menuduh Presiden Nicolas Maduro mencurangi pemilu.