AS Deportasi 177 Migran dari Guantanamo ke Venezuela

AS Deportasi 177 Migran dari Guantanamo ke Venezuela

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 21 Feb 2025 11:40 WIB
Setelah AS berkontak dengan Rusia soal perang Ukraina, Presiden AS Donald Trump menjauhkan diri dari kepala negara Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images)
Presiden AS Donald Trump (Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images)
Jakarta -

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeportasi 177 migran dari pangkalan militernya di Guantanamo, Kuba ke tanah air mereka di Venezuela.

Dilansir kantor berita AFP, Jumat (21/2/2025), para pejabat di Washington dan Caracas mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat meninggalkan pangkalan AS di Kuba tersebut pada Kamis (20/2) waktu setempat, menurunkan 177 orang tersebut di Honduras, tempat mereka dijemput oleh pemerintah Venezuela.

Operasi yang direncanakan dengan cermat itu, tampaknya mustahil dilakukan beberapa minggu yang lalu, ketika Amerika Serikat menuduh Presiden Nicolas Maduro mencurangi pemilu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sejak Presiden AS Donald Trump menjabat empat minggu lalu, hubungan telah mencair, dengan Gedung Putih memprioritaskan kerja sama imigrasi.

Utusan Trump, Richard Grenell melakukan perjalanan ke Caracas, ibu kota Venezuela pada 31 Januari lalu dan bertemu Maduro.

ADVERTISEMENT

Grenell menjadi perantara pembebasan enam tahanan AS. Sehari kemudian Trump mengumumkan Venezuela telah setuju untuk menerima migran ilegal yang dideportasi dari Amerika Serikat.

Venezuela mengatakan telah "meminta pemulangan sekelompok rekan senegaranya yang secara tidak adil dibawa ke pangkalan angkatan laut Guantanamo."

Simak Video 'Trump Ancam Tarif 150% ke BRICS: Mereka Coba Hancurkan Dolar AS!':

"Permintaan ini telah diterima dan warga negara telah dipindahkan ke Honduras, dari sana mereka akan dipulangkan," kata pemerintah Venezuela dalam sebuah pernyataan.

Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS mengonfirmasi bahwa mereka telah mengangkut "177 imigran ilegal Venezuela dari Teluk Guantanamo ke Honduras hari ini, untuk diambil oleh pemerintah Venezuela."

Sebelumnya, Caracas memutuskan hubungan dengan Washington pada Januari 2019, setelah Amerika Serikat mengakui pemimpin oposisi saat itu, Juan Guaido sebagai "presiden sementara" setelah pemilihan umum 2018, yang ditolak secara luas karena dianggap tidak bebas dan tidak adil.

Pada Oktober 2023, Maduro mengizinkan pesawat AS yang membawa migran yang dideportasi untuk terbang ke Venezuela, tetapi mencabut izin tersebut empat bulan kemudian.

Simak Video 'Trump Ancam Tarif 150% ke BRICS: Mereka Coba Hancurkan Dolar AS!':

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads