- Zelensky Kritik Trump Diselimuti Gelembung Disinformasi Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat perang kata-kata dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebut Zelensky sebagai "diktator".
Zelensky mengkritik Trump kini hidup diselimuti gelombang "disinformasi" Rusia, setelah sang Presiden AS itu secara keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia. Trump kemudian menyebut Zelensky sebagai "diktator" dalam komentar via media sosial beberapa jam setelah kritikan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara kepada wartawan di Kyiv, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (20/2/2025), Zelensky membantah beberapa klaim tidak berdasar yang dilontarkan Trump, sembari memperkuat posisi Ukraina bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang memerlukan keterlibatan langsung negaranya.
- Rusia Puji Trump yang Sebut Zelensky 'Diktator'
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, melontarkan pujian untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu". Medvedev menyebut komentar Trump itu "200 persen benar".
"'Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa.' Jika Anda memberitahu saya tiba bulan lalu bahwa ini adalah kata-kata Presiden AS, saya akan tertawa terbahak-bahak," ucap Medvedev mengulangi pernyataan Trump dalam komentarnya via media sosial X, seperti dilansir kantor berita TASS, Kamis (20/2/2025).
"Donald Trump 200 persen benar," sebut Medvedev, yang mantan Presiden Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin ini.
- Dibantu Palang Merah Internasional, Hamas Serahkan 4 Jenazah Sandera Israel
Kelompok Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel, termasuk dua sandera termuda, yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza. Penyerahan keempat jenazah sandera ini difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang menjadi penengah antara Hamas dan Israel.
Militan Hamas, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), memajang empat peti mati berwarna hitam yang berisi keempat sandera Israel itu di sebuah panggung yang didirikan di area Khan Younis, sebelum prosesi penyerahan jenazah keempat sandera Israel dilakukan pada Kamis (20/2) waktu setempat.
Spanduk di belakang peti mati itu menampilkan gambar Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebagai vampir berlumuran darah. Seorang militan Hamas yang menenteng senjata berdiri di dekat peti-peti mati itu.
(nvc/nvc)