Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikecam karena menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu". Kelompok Hamas menyerahkan empat jenazah sandera yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza.
Kecaman untuk Trump itu disampaikan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang menilai komentar tersebut "salah dan berbahaya". Dia menegaskan Zelensky merupakan "kepala negara terpilih di Ukraina".
Sementara itu, Hamas telah menyerahkan empat jenazah sandera, termasuk dua sandera termuda, kepada Israel dengan difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Prosesi penyerahan keempat jenazah sandera itu dilakukan di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (20/2/2025):
- Kanselir Jerman Kecam Trump Sebut Zelensky 'Diktator': Salah dan Berbahaya!
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu". Scholz menilai komentar Trump itu "salah dan berbahaya".
"Yang benar adalah Volodymyr Zelensky adalah kepala negara terpilih di Ukraina," tegas Scholz saat berbicara kepada media terkemuka Jerman, Spiegel, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025).
Trump, dalam pernyataan via media sosial pada Rabu (19/2), menyebut Zelensky sebagai "seorang diktator tanpa pemilu".
- Pemimpin Negara Arab Gelar Pertemuan Tangkal Rencana Trump Ambil Alih Gaza
Para pemimpin negara-negara Arab akan menggelar pertemuan di Arab Saudi pada Jumat (21/2) waktu setempat. Pertemuan ini akan membahas langkah menangkal rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan penduduknya ke negara-negara lain.
Gagasan kontroversial Trump itu memicu persatuan yang jarang terlihat di antara negara-negara Arab, yang secara tegas menolak rencana tersebut. Namun mereka masih berselisih paham mengenai siapa yang akan memerintah atas Jalur Gaza usai perang dan siapa yang akan membiayai rekonstruksinya.
Pakar kebijakan luar negeri Saudi, Umer Karim, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), mengatakan bahwa pertemuan negara-negara Arab itu akan menjadi pertemuan yang "paling penting" dalam beberapa dekade terakhir sehubungan dengan dunia Arab dan masalah Palestina.
- Zelensky Kritik Trump Diselimuti Gelembung Disinformasi Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat perang kata-kata dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebut Zelensky sebagai "diktator".
Zelensky mengkritik Trump kini hidup diselimuti gelombang "disinformasi" Rusia, setelah sang Presiden AS itu secara keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia. Trump kemudian menyebut Zelensky sebagai "diktator" dalam komentar via media sosial beberapa jam setelah kritikan itu.
Berbicara kepada wartawan di Kyiv, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (20/2/2025), Zelensky membantah beberapa klaim tidak berdasar yang dilontarkan Trump, sembari memperkuat posisi Ukraina bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang memerlukan keterlibatan langsung negaranya.
- Rusia Puji Trump yang Sebut Zelensky 'Diktator'
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, melontarkan pujian untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu". Medvedev menyebut komentar Trump itu "200 persen benar".
"'Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa.' Jika Anda memberitahu saya tiba bulan lalu bahwa ini adalah kata-kata Presiden AS, saya akan tertawa terbahak-bahak," ucap Medvedev mengulangi pernyataan Trump dalam komentarnya via media sosial X, seperti dilansir kantor berita TASS, Kamis (20/2/2025).
"Donald Trump 200 persen benar," sebut Medvedev, yang mantan Presiden Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin ini.
- Dibantu Palang Merah Internasional, Hamas Serahkan 4 Jenazah Sandera Israel
Kelompok Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel, termasuk dua sandera termuda, yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza. Penyerahan keempat jenazah sandera ini difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang menjadi penengah antara Hamas dan Israel.
Militan Hamas, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), memajang empat peti mati berwarna hitam yang berisi keempat sandera Israel itu di sebuah panggung yang didirikan di area Khan Younis, sebelum prosesi penyerahan jenazah keempat sandera Israel dilakukan pada Kamis (20/2) waktu setempat.
Spanduk di belakang peti mati itu menampilkan gambar Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebagai vampir berlumuran darah. Seorang militan Hamas yang menenteng senjata berdiri di dekat peti-peti mati itu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini