PM Australia Kutuk Serangan terhadap 2 Wanita Muslim di Melbourne

PM Australia Kutuk Serangan terhadap 2 Wanita Muslim di Melbourne

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 19 Feb 2025 14:59 WIB
Australian Prime Minister Anthony Albanese addresses the Leaders Plenary during the 2024 ASEAN-Australia Special Summit at the Convention and Exhibition Centre in Melbourne on March 6, 2024. (Photo by JOEL CARRETT / POOL / AFP)
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (dok. AFP/JOEL CARRETT)
Canberra -

Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim di sebuah pusat perbelanjaan di Melbourne, yang disebutnya "tercela". Albanese menolak kritikan yang menyebut Islamofobia diperlakukan kurang serius dibandingkan anti-Semitisme di Australia.

Komunitas Muslim di negara tersebut, seperti dilansir AFP, Rabu (19/2/2025), menyebut insiden penyerangan dua wanita Muslim yang terjadi pada 13 Februari lalu di Melbourne, menjadi contoh kurangnya respons pemerintah Australia terhadap ancaman yang dialami warga Muslim.

Saat ditanya apakah pemerintah akan memberikan reaksi lebih cepat jika insiden penyerangan itu bersifat anti-Semitisme, Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa serangan terhadap siapa pun karena keyakinan mereka adalah hal yang "tercela".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menanggapi semua serangan terhadap orang-orang atas dasar keyakinan mereka dengan serius, dan mereka semua harus menghadapi penegakan hukuman sepenuhnya," tegas Albanese dalam pernyataannya.

Albaense menghadapi kritikan pada awal pekan ini karena tidak segera mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim itu.

ADVERTISEMENT

Para pemimpin Australia diketahui vokal dalam mengecam rentetan insiden anti-Semitisme yang terjadi beberapa bulan terakhir, di mana para pelaku membakar pusat penitipan anak di Sydney, melemparkan molotov ke sebuah sinagoge di Melbpurne, dan mencoret-coret grafiti anti-Semitisme di area warga Yahudi.

Namun pada Senin (17/2) waktu setempat, Federasi Dewan Islam Australia menyatakan kekhawatiran mereka atas tren serangan terhadap warga Muslim. Presiden federasi itu, Rateb Jneid, menyebut respons terhadap serangan semacam itu "masih sangat tidak mencukupi".

"Jika dibandingkan dengan perhatian yang cepat dan signifikan yang diberikan kepada insiden yang tidak terlalu parah yang berdampak pada komunitas lainnya, kesenjangan dalam respons tidak hanya terlihat jelas tetapi juga tidak dapat diterima," sebut Jneid.

Lihat juga Video 'Hamas Kecam Serangan Israel di Rafah: Langgar Gencatan Senjata!':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Utusan anti-Islamofobia di Australia, Aftab Malik, menyerukan agar para pemimpin Australia mengutuk serangan terhadap warga Muslim dan berinvestasi dalam membuat umat Muslim merasa aman di negara itu.

"Segala bentuk kebencian harus dihentikan," cetusnya saat berbicara kepada stasiun televisi ABC.

Kepolisian negara bagian Victoria mengatakan pada Rabu (19/2) bahwa seorang tersangka wanita akan hadir di Pengadilan Melbourne atas dugaan penyerangan tersebut.

Dua wanita Muslim yang menjadi korban -- berusia 26 tahun dan 30 tahun -- dilaporkan mengalami luka-luka yang tidak mengancam nyawa mereka.

Lihat juga Video 'Hamas Kecam Serangan Israel di Rafah: Langgar Gencatan Senjata!':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads