Seorang mantan Kepala Korporasi Bandara Korea Selatan (Korsel), perusahaan yang dikelola negara, Son Chang Wan ditemukan tewas di rumahnya. Son menjabat ketika localizer, atau pembatas beton, dibangun di Bandara Internasional Muan sebelum tragedi Jeju Air terjadi.
Kepolisian Korsel, seperti dilansir kantor berita Yonhap dan The Korea Herald, Kamis (23/1/2025), mengatakan pihaknya sedang menyelidiki penyebab kematian Son. Dia ditemukan sudah tidak bernyawa di kediamannya yang ada di area Gunpo, Provinsi Gyeonggo, pada Selasa (21/1) waktu setempat.
Son menjabat sebagai Presiden Korporasi Bandara Korea (Korea Airports Corporation), yang dikelola oleh negara, pada tahun 2018 hingga 2022 lalu. Sosok Son disebut mempelopori peningkatan fasilitas kontroversial, mencakup renovasi localizer, di Bandara Internasional Muan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, menurut kepolisian setempat dalam pernyataan pada Selasa (21/1), otoritas berwenang mencatat "tidak ada indikasi penyusupan atau tindak kejahatan".
Belum bisa dipastikan juga apakah Son mengakhiri nyawanya sendiri. Tidak diketahui secara jelas apakah Son meninggalkan pesan terakhir di kediamannya.
"Belum bisa dipastikan apakah almarhum sedang diselidiki oleh otoritas setempat, termasuk polisi," ucap seorang pejabat kepolisian setempat.
Namun tim kepolisian di Provinsi Jeolla Selatan yang menyelidiki kecelakaan pesawat itu menyebut Son tidak menjadi fokus penyelidikan dan tidak diinterogasi sebagai saksi dalam penyelidikan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tragedi Jeju Air yang terjadi pada akhir Desember tahun lalu di Bandara Internasional Muan menewaskan sedikitnya 179 penumpang dan awak. Pesawat jenis Boeing 737-800 itu meledak dan terbakar setelah melakukan pendaratan darurat tanpa roda lalu menabrak pembatas beton.
Localizer atau pembatas beton yang ada di ujung landasan Bandara Internasional Muan itu dituding memperburuk kecelakaan. Localizer tersebut mulai dibangun pada Mei 2020 lalu -- ketika Son masih menjabat, sebagai bagian dari sistem localizer yang membantu pesawat untuk mendarat.
Inspeksi pemerintah Korsel yang dirilis 13 Januari lalu mengungkapkan bahwa tujuh bandara, dari 14 bandara di negara tersebut, memasang pembatas beton yang sama dengan di Bandara Internasional Muan. Pekan ini, otoritas Korsel mulai membongkar pembatas beton yang ada di Bandara Internasional Muan tersebut.
Simak juga Video 'Penjelasan Teknis Bird Strike yang Sebabkan Insiden Pesawat Jeju Air':