Trump Pecat Bos Penjaga Pantai AS, Siapa Dia?

Trump Pecat Bos Penjaga Pantai AS, Siapa Dia?

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 22 Jan 2025 14:56 WIB
Admiral Linda Fagan reacts as she attends her change of command ceremony to be installed as commandant of the US Coast Guard at Coast Guard headquarters in Washington on June 1, 2022. Jonathan Ernst/Reuters
Komandan Penjaga Pantai AS, Laksamana Linda Fagan, yang dipecat Trump (dok. Jonathan Ernst/Reuters)
Washington DC -

Laksamana Linda Fagan yang dipecat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin salah satu cabang militer AS. Fagan menjabat sebagai Komandan Penjaga Pantai AS sejak tahun 2022 setelah ditunjuk oleh mantan Presiden Joe Biden.

Fagan yang berusia 61 tahun ini, seperti dilansir Military.com dan CNN, Rabu (22/1/2025), memulai kariernya pada korps Penjaga Pantai AS sejak tahun 1985 silam.

Dia menjabat sebagai Komandan ke-27 Penjaga Pantai AS sejak 1 Juni 2022 setelah Biden menunjuknya untuk memimpin 42.000 personel aktif, 7.000 personel cadangan dan 8.700 personel sipil dalam korps yang menjaga keamanan maritim AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fagan, menurut newsnationnow.com, merupakan penjabat wanita pertama yang berpangkat Laksamana bintang empat dalam korps Penjaga Pantai AS.

Sebelum memimpin Penjaga Pantai AS, Fagan menjabat sebagai Wakil Komandan dan memegang beberapa posisi kepemimpinan berturut-turut sejak ditugaskan dari Akademi Penjaga Pantai AS tahun 1985 silam.

ADVERTISEMENT

Sepanjang kariernya, Fagan yang seorang perwira keselamatan laut ini pernah menjadi Komandan Penjaga Pantai Area Pasifik, kemudian Distrik Penjaga Pantai Pertama dan Sektor Penjaga Pantai New York, serta memegang banyak jabatan di Markas Besar Penjaga Pantai AS di Washington DC.

Masa jabatan Fagan sebagai Komandan Penjaga Pantai AS "dinodai" oleh penyelidikan Operation Fouled Anchor, penyelidikan internal rahasia yang membuktikan lusinan tuduhan pemerkosaan dan penyerangan seksual di dalam badan itu dari akhir tahun 1980-an hingga tahun 2006.

Pemberitaan soal penyelidikan internal itu mencuat ke publik pada Juni 2023, dengan Fagan memerintahkan peninjauan. Namun dia secara konsisten menolak untuk meminta pertanggungjawaban siapa pun hingga kesimpulan dicapai dalam penyelidikan yang dilakukan Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS). Hasil penyelidikan itu belum dipublikasikan.

Simak juga Video: Momen Pendukung Trump yang Terlibat Kerusuhan Capitol Dibebaskan

[Gambas:Video 20detik]


Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada Selasa (21/1), pemecatan Fagan diumumkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Benjamine Huffman. Dia menyebut Fagan "telah menjalani karier yang panjang dan cemerlang, dan saya berterima kasih atas pengabdiannya".

Seorang pejabat senior DHS lainnya, yang menolak disebut namanya, mengungkapkan alasan pemberhentian Fagan, yakni "karena kurangnya kepemimpinan, kegagalan operasional, dan ketidakmampuan dalam mencapai target strategis Penjaga Pantai AS".

Dalam daftar alasan yang "mendukung pemecatannya", seperti dikutip CNN, pejabat senior DHS itu menyebut Fagan dianggap "gagal dalam mengatasi ancaman keamanan perbatasan" dan memberikan "fokus berlebihan pada kebijakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi".

Disebutkan juga soal "kesalahan penanganan" dan "menutup-nutupi" Operation Fouled Anchor sebagai alasan pemecatan Fagan.

Khusus untuk kebijakan keberagaman, kesetaraan dan inklusi, yang disebut DEI pada era pemerintahan Biden, Trump telah berulang kali mengkritik militer AS karena terlalu "woke" dan fokus pada inisiatif DEI.

Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan AS pilihan Trump, mengatakan secara terbuka bahwa "para Jenderal, Laksamana, apa pun yang terlibat dalam urusan woke DEI harus disingkirkan".

Simak juga Video: Momen Pendukung Trump yang Terlibat Kerusuhan Capitol Dibebaskan

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads