Biden Bahas Pemberontakan di Suriah dengan Penasihat Keamanan

Biden Bahas Pemberontakan di Suriah dengan Penasihat Keamanan

Azhar Bagas Ramadhan - detikNews
Senin, 09 Des 2024 00:13 WIB
U.S. President Joe Biden stands onstage during Day 1 of the Democratic National Convention (DNC) at the United Center, in Chicago, Illinois, U.S., August 19, 2024. REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan penasihat keamanan nasionalnya untuk membahas pemberontakan di Suriah. Diketahui, kelompok Islamis menyatakan bahwa mereka telah merebut Damaskus dan menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Dilansir AFP, Senin (9/12/2024), AS sejauh ini bungkam dalam tanggapannya. Sementara para pemimpin dunia lainnya telah mempertimbangkan untuk mendesak perdamaian, memuji jatuhnya Assad hingga mendorong solusi politik untuk menstabilkan.

"Presiden akan bertemu dengan tim keamanan nasionalnya pagi ini untuk menerima informasi terkini tentang situasi di Suriah," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett di media sosial X.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer AS terhitung memiliki sekitar 900 tentara di Suriah dan 2.500 di Irak sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada tahun 2014 untuk membantu memerangi kelompok jihadis ISIS.

Koalisi ini secara rutin menyerang target-target di negara tersebut, termasuk yang terkait dengan milisi yang didukung Iran. Teheran merupakan pendukung utama pemerintahan Assad.

ADVERTISEMENT

Presiden Assad Hilang

Sebelumnya, Assad dilaporkan kabur dari Damaskus setelah pemberontak memasuki ibu kota pada Minggu pagi waktu setempat. Setelah itu, pemberontak mendeklarasikan era baru di Suriah dan menyatakan pemerintahan Assad telah berakhir.

Assad telah memimpin Suriah sejak 2000. Dia menjadi presiden setelah ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjadi Presiden Suriah sejak 1971, meninggal pada 2000.

Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan dia tidak berencana kabur seperti Assad. Dia ingin memastikan lembaga publik di Suriah tetap berfungsi dan pengalihan kekuasaan berlangsung damai.

Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani mengatakan semua pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik. Dia mengatakan semua lembaga pemerintah tetap berada di bawah pengawasan PM Suriah sampai pengalihan kekuasaan secara resmi. Dia juga melarang ada tembakan perayaan.

"Tetap berada di bawah pengawasan mantan Perdana Menteri sampai diserahkan secara resmi. Tembakan perayaan juga dilarang," ujar Al-Julani dalam sebuah pernyataan.

(azh/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads