331 Anggota Parlemen Ajukan Mosi Tidak Percaya, PM Prancis Terancam Lengser

331 Anggota Parlemen Ajukan Mosi Tidak Percaya, PM Prancis Terancam Lengser

Yogi Ernes - detikNews
Kamis, 05 Des 2024 03:49 WIB
French politician and former European Union chief negotiator Michel Barnier leaves after  an emergency executive board meeting called by French right-wing party Les Republicains (LR) vice-president Annie Genevard at the Musee Social in Paris on June 12, 2024. The president of the French right-wing party Les Republicains (LR) is threatened to be expelled after calling for an alliance with French far-right party Rassemblement National (RN), ahead of snap elections for a new National Assembly. (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP)
Foto: Michel Barnier (AFP/DIMITAR DILKOFF)
Jakarta -

Nasib pemerintahan Perdana Menteri Prancis Michel Barnier kini di ujung tanduk. Mayoritas anggota parlemen Prancis telah mengajukan mosi tidak percaya pada pemerintahannya.

Dilansir Al-Jazeera, Kamis (5/12/2024), sidang pemungutan mosi tidak percaya digelar di Majelis Nasional Prancis pada Rabu (4/12). Sebanyak 331 legislator dari total 577 anggota parlemen Prancis telah memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Barnier.

Pemungutan suara tersebut diserukan oleh partai oposisi sayap kiri dan kanan setelah Barnier menggunakan kekuasaan khusus untuk mendorong langkah-langkah anggaran tanpa pemungutan suara di parlemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintahan Barnier adalah pemerintahan pertama di Prancis yang digulingkan melalui mosi tidak percaya dalam lebih dari 60 tahun. Dia diperkirakan segera mengajukan pengunduran dirinya dan pemerintahannya kepada Presiden Emmanuel Macron.

Ketua DPR Yael Braun-Pivet mengonfirmasi bahwa Barnier sekarang harus "mengajukan pengunduran dirinya" kepada Macron dan menyatakan sesi tersebut ditutup.

ADVERTISEMENT

Setelah pemungutan suara, pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen mengatakan tekanan kini meningkat terhadap Presiden Macron meskipun dia tidak menyerukan pengunduran dirinya, dan menambahkan bahwa hanya Macron yang memiliki keputusan terakhir mengenai masalah ini.

Dilansir CNN, mosi tidak percaya kepada Michel Barnier diajukan oleh kelompok sayap kiri Prancis dan mendapatkan dukungan dari kelompok kanan. Langkah itu diambil usai Barnier pada Senin (2/12) memaksakan rancangan undang-undang pembiayaan jaminan sosial tanpa melalui pemungutan suara anggota parlemen.

Dengan dukungan kelompok sayap kanan, mayoritas dari 331 anggota parlemen dari 577 anggota parlemen memilih untuk menggulingkan pemerintah Barnier.

Saat membela kasusnya dalam debat di Majelis Nasional pada hari Rabu (4/12), Barnier mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia "tidak takut," namun memperingatkan bahwa memecatnya akan membuat "segalanya menjadi lebih sulit."

Sehari sebelum pemungutan suara, Barnier menuduh kelompok sayap kanan melakukan pemerasan politik. Dia mengatakan bahwa mereka telah menyetujui konsesinya mengenai kenaikan pajak listrik dan bantuan medis untuk orang-orang yang tidak memiliki dokumen sebelum menuntut lebih banyak.

Marine Le Pen, pemimpin National Rally sayap kanan, mengatakan dalam debat bahwa ketaatan keras Barnier pada dogma dan doktrin mencegahnya membuat konsesi sekecil apa pun, yang akan menghindari hasil ini. Dia menyalahkan Macron atas jatuhnya pemerintahan Barnier.

"Dialah yang paling bertanggung jawab atas situasi saat ini," katanya setelah pemungutan suara. Macron "akan memikul tanggung jawabnya, dia akan melakukan apa pun yang ditentukan oleh alasan dan hati nuraninya," katanya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Prancis TF1.

(ygs/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads