Parlemen Korsel Tolak Status Darurat Militer, Minta Dibatalkan

Parlemen Korsel Tolak Status Darurat Militer, Minta Dibatalkan

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 23:39 WIB
Police struggle with people trying to enter the National Assembly in front of the main gate of the National Assembly in Seoul, South Korea on December 3, 2024, after South Koreas President Yoon Suk Yeol declared emergency martial law. South Koreas President Yoon Suk Yeol on December 3 declared emergency martial law, saying the step was necessary to protect the country from communist forces amid parliamentary wrangling over a budget bill. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)
Aksi protes di depan gedung parlemen Korea Selatan. (AFP/JUNG YEON-JE)
Jakarta -

Parlemen Korea Selatan (Korsel) menolak keputusan darurat militer yang diumumkan Presiden Yoon Suk Yeol. Parlemen meminta keputusan darurat militer tersebut dibatalkan.

Seperti dilansir AFP dan Channel Asia News, Selasa (3/12/2024), Majelis Nasional Korea Selatan, dengan 190 dari 300 anggotanya yang hadir, meloloskan mosi mengharuskan darurat militer yang dideklarasikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol dicabut.

Juru bicara parlemen Korea Selatan mengatakan deklarasi darurat militer oleh Presiden Yoon tidak sah. Majelis Nasional Korea Selatan juga mengesahkan resolusi yang menyerukan pencabutan darurat militer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yoon mendeklarasikan darurat militer dalam pidato larut malam yang tidak diumumkan yang disiarkan langsung di televisi nasional, dengan mengatakan langkah itu diperlukan untuk melindungi negara dari "kekuatan komunis" di tengah pertikaian parlemen atas RUU anggaran.

"Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara ... dengan ini saya mendeklarasikan darurat darurat militer," kata Yoon.

ADVERTISEMENT

Dia tidak menyebutkan ancaman khusus dari Korea Utara yang bersenjata nuklir, sebaliknya berfokus pada lawan politik domestiknya.

"Tanpa memperhatikan mata pencaharian rakyat, partai oposisi telah melumpuhkan pemerintahan hanya demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan," tambahnya.

Ini adalah pertama kalinya sejak 1980 darurat militer diberlakukan di Korea Selatan.

(rfs/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads