Otoritas Lebanon melaporkan rentetan serangan Israel di wilayah timur dan selatan negara itu telah menewaskan sedikitnya 52 orang. Kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, mengklaim telah menyerang pangkalan udara Israel dalam serangan paling dalam terhadap negara Yahudi itu setahun terakhir.
Konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat menjadi perang besar-besaran sejak September lalu, dengan Tel Aviv melancarkan pengeboman secara intens terhadap Lebanon yang diklaim menargetkan benteng Hizbullah, serta mengerahkan pasukan darat ke wilayah selatan negara tetangganya itu.
Hizbullah, dalam responsnya, melancarkan rentetan serangan terhadap target-target militer di wilayah Israel.
Laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (22/11/2024), menyebut "serangan musuh Israel menargetkan distrik Baalbek" di area Lembah Bekaa, Lebanon bagian timur, dan menyebabkan "40 orang tewas dan 52 orang lainnya mengalami luka-luka".
Disebutkan bahwa para korban gempuran Tel Aviv itu berada di 10 lokasi berbeda yang dilanda serangan.
Para korban tewas itu, menurut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), termasuk sepasang suami-istri dan empat anak mereka yang tewas di desa Maqneh, dan sepasang suami-istri lainnya serta putri kecil mereka yang termasuk di antara 11 orang yang tewas dalam serangan di dekat Nabha.
Kementerian Kesehatan Lebanon juga melaporkan bahwa "tujuh orang tewas dan 24 orang lainnya luka-luka" dalam "serangan musuh Israel" di distrik Nabatiyeh, Lebanon bagian selatan.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya "lima orang tewas dan 26 orang luka-luka" dalam serangan lainnya di wilayah Lebanon bagian selatan.
Lihat Video 'Daftar 124 Negara yang Bisa Tangkap PM Israel Seusai ICC Keluarkan Surat Perintah':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/idh)