AS Tutup Sementara Kedubes di Ukraina, Ada Apa?

AS Tutup Sementara Kedubes di Ukraina, Ada Apa?

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 20 Nov 2024 16:54 WIB
A convoy of cars leaves the U.S. embassy, amid Russias attack on Ukraine, in Kyiv, Ukraine February 20, 2023. REUTERS/Vladyslav Musiienko/File Photo Purchase Licensing Rights
Ilustrasi -- Konvoi kendaraan meninggalkan kompleks Kedutaan Besar AS di Kyiv, Ukraina tahun 2023 lalu (dok. REUTERS/Vladyslav Musiienko/File Photo Purchase Licensing Rights)
Kyiv -

Amerika Serikat (AS) mengumumkan penutupan sementara kedutaan besarnya di Kyiv, Ukraina. Langkah ini diambil setelah pihak Kedutaan Besar AS menerima informasi soal potensi serangan udara besar-besaran di ibu kota Ukraina itu pada Rabu (20/11) waktu setempat.

"Karena sangat berhati-hati, kedutaan besar (di Kyiv) akan ditutup, dan para pegawai kedutaan diinstruksikan untuk berlindung di tempat," demikian pernyataan Departemen Urusan Konsuler Luar Negeri AS , seperti dilansir Reuters, Rabu (20/11/2024).

"Kedutaan Besar AS merekomendasikan warga negara AS untuk bersiap berlindung segera jika peringatan serangan udara diumumkan," imbuh pernyataan itu, yang dipublikasikan pada situs resmi Kedutaan Besar AS di Kyiv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan soal potensi serangan udara besar-besaran itu muncul sehari setelah Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS pasokan AS untuk menyerang wilayah Rusia. Serangan itu memanfaatkan izin yang baru saja diberikan oleh pemerintah Presiden Joe Biden kepada Kyiv.

Moskow telah memperingatkan negara-negara Barat selama beberapa bulan terakhir, jika Washington mengizinkan Kyiv menembakkan rudal pasokan AS, Inggris dan Prancis jauh ke dalam wilayah Rusia, maka itu akan dianggap sebagai keterlibatan langsung negara-negara anggota NATO dalam perang di Ukraina.

ADVERTISEMENT

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Oktober lalu bahwa Rusia akan merespons serangan Ukraina yang dilancarkan menggunakan senjata buatan AS jauh ke dalam wilayah negaranya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada Selasa (19/11), Putin menurunkan ambang batas serangan nuklir sebagai respons terhadap serangan konvensional yang lebih luas. Dia memberikan persetujuan dengan menandatangani dekrit yang memperluas cakupan soal kapan dan dalam situasi seperti apa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir.

Langkah ini dipandang sebagai pesan yang jelas untuk negara-negara Barat dan Ukraina.

Doktrin nuklir terbaru itu menguraikan bahwa Rusia kini bisa mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklirnya terhadap negara non-nuklir, termasuk Ukraina, jika negara itu didukung oleh negara lainnya yang memiliki kekuatan nuklir.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads