Dalam pernyataannya, UNIFIL juga mengungkapkan bahwa militer Israel "telah berulang kali meminta UNIFIL mengosongkan posisinya... dan dengan sengaja merusak kamera, penerangan, dan peralatan komunikasi" di beberapa posisi pasukan PBB.
"Meskipun ada tekanan yang diberikan pada misi ini dan negara-negara yang berkontribusi pada pasukan, pasukan penjaga perdamaian tetap berada dalam posisi dan menjalankan tugas," tegas UNIFIL dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua aktor diingatkan akan kewajiban mereka untuk menghindari tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian atau warga sipil" imbuh pernyataan tersebut.
UNIFIL memiliki sekitar 10.000 personel dari sekitar 50 negara yang ditempatkan di Lebanon bagian selatan. Beberapa waktu terakhir, UNIFIL melaporkan sejumlah personelnya, termasuk dua Tentara Nasional Indonesia (TNI), mengalami luka-luka imbas serangan Israel di Lebanon.
Dalam pernyataan terbaru, UNIFIL mengumumkan dua personelnya asal Indonesia, yang sebelumnya luka-luka itu, telah kembali bertugas usai "menghabiskan waktu tiga hari dalam perawatan intensif".
Simak Video: Kesaksian Pasukan PBB di Lebanon saat Markas Mereka Digempur Israel
(nvc/idh)