Militer Lebanon kehilangan tiga tentaranya yang tewas akibat serangan Israel saat melakukan operasi penyelamatan di wilayah Lebanon selatan, tempat Israel memerangi kelompok Hizbullah.
"Musuh Israel menargetkan personel militer Lebanon di sekitar desa Yater, di wilayah Bint Jbeil di selatan, saat melakukan operasi untuk mengevakuasi yang terluka, yang menyebabkan kematian tiga martir, termasuk seorang perwira," demikian pernyataan militer Lebanon, dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/10/2024).
Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA) melaporkan adanya korban tewas yang tidak disebutkan jumlahnya dalam serangan "di sebuah rumah di Yater". Dikatakan bahwa paramedis juga terluka ketika angkatan udara Israel menyerang untuk kedua kalinya saat mereka mencoba "menyelamatkan korban".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NNA juga melaporkan "gelombang baru serangan Israel terhadap desa-desa" di distrik Tyre dan Bint Jbeil pada Rabu (23/10) malam waktu setempat.
Setelah hampir setahun berperang dengan Hamas di Gaza, Israel telah mengalihkan fokusnya ke Lebanon bulan lalu. Israel bersumpah untuk mengamankan perbatasan utaranya dari gempuran Hizbullah. Israel meningkatkan serangan udara terhadap benteng pertahanan kelompok itu dan mengirim pasukan darat.
Setidaknya 11 tentara Lebanon telah tewas akibat gempuran Israel sejak 23 September, menurut penghitungan AFP berdasarkan pengumuman militer Lebanon.
Simak Video: Detik-detik Gedung Tinggi di Beirut Ambruk Dirudal Israel
Sebelumnya, dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel pada hari Rabu (23/10), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan "kekhawatiran yang mendalam" atas serangan terhadap tentara Lebanon.
Pemimpin Pentagon itu "menekankan pentingnya mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB," kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder.
Simak Video: Detik-detik Gedung Tinggi di Beirut Ambruk Dirudal Israel