Bantahan terhadap tuduhan UNIFIL juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, saat berbicara kepada surat kabar Jerman, Bild. Katz menganggap serangan yang mengenai fasilitas dan pasukan UNIFIL itu sebagai insiden.
"Itu adalah sebuah insiden. Menyerang UNIFIL bukanlah bagian dari kebijakan kami. Kami sekarang sedang berupaya menyelesaikan masalah ini," ucapnya, seperti dilansir kantor berita TASS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Katz, IDF dan Kementerian Luar Negeri Israel sedang melakukan pembicaraan dengan UNIFIL untuk mencari solusi atas masalah tersebut.
Saat ditanya berapa lama perang di Lebanon akan berlangsung, Katz menjawab: "Di wilayah selatan, hal ini akan memakan waktu beberapa minggu".
"Kepentingan kami bukan pada penyelesaian politik di Lebanon, namun pada keamanan kami dan kembalinya warga kami ke kehidupan yang aman," ujarnya.
Saling serang antara Israel dan Hizbullah meningkat setelah Israel meluncurkan serangan besar-besaran ke Gaza, Palestina, pada Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya ke Gaza itu sebagai balasan terhadap serangan Hamas di wilayah mereka yang menewaskan 1.200 orang.
Serangan Israel telah menyebabkan bencana kemanusiaan di Gaza. Korban tewas akibat serangan Israel selama setahun mencapai 42 ribu orang. Selain itu, jutaan orang terpaksa mengungsi akibat perang di Gaza.
Hizbullah, yang merupakan pendukung Hamas, kemudian melakukan serangan ke wilayah utara Israel. Serangan itu menyebabkan warga di wilayah utara Israel mengungsi.
Israel pun menyerang wilayah Lebanon yang mereka anggap sebagai markas Hizbullah. Serangan Israel ke Lebanon telah menewaskan lebih dari 2 ribu orang.
Lihat Video 'Qatar Sebut Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Masih Alot':
(haf/haf)