Qassem, dalam pidatonya, menegaskan Hizbullah memiliki hak untuk melancarkan serangan ke area mana pun di wilayah Israel karena musuhnya itu juga melakukan hal yang sama di wilayah Lebanon.
Dia mengatakan semakin banyak warga Israel yang akan mengungsi. "Ratusan ribu, bahkan lebih dari dua juta orang, akan berada dalam bahaya kapan saja," sebut Qassem dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan fokus menargetkan militer Israel dan pusatnya serta barak mereka," tegasnya.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada Senin (14/10), menegaskan negaranya akan terus menyerang Hizbullah "tanpa ampun, di mana pun di Lebanon -- termasuk Beirut".
Israel telah merilis perintah evakuasi militer, yang menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berdampak bagi lebih dari seperempat wilayah Lebanon. Perintah evakuasi itu dirilis dua pekan setelah militer Tel Aviv memulai serangan darat ke wilayah Lebanon bagian selatan untuk memerangi Hizbullah.
Angka tersebut menggarisbawahi besarnya harga yang harus dibayar oleh warga Lebanon ketika Israel berusaha mengalahkan kelompok yang didukung Iran tersebut dan menghancurkan infrastrukturnya dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun terakhir.
Rentetan serangan Israel terhadap Lebanon, menurut pemerintah Beirut, telah menewaskan sedikitnya 2.309 orang selama setahun terakhir. Lebih dari 1,2 juta orang lainnya terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Kebanyakan korban tewas sejak akhir September ketika Tel Aviv memperluas operasi militernya. Jumlah korban tewas di Lebanon itu tidak membedakan antar warga sipil dan kombatan.
Sementara itu, menurut otoritas Tel Aviv, sekitar 50 warga Israel baik tentara maupun warga sipil telah terbunuh akibat rentetan serangan Hizbullah.
Simak Video: Menlu Lebanon Minta DK PBB Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata
(nvc/ita)