Kelompok Hizbullah memerintahkan para petempurnya untuk tidak menyerang pasukan Israel yang berada di dekat posisi pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang siaga di desa perbatasan Lebanon.
Perintah Hizbullah itu, seperti dilansir AFP, Selasa (8/10/2024), dirilis setelah pasukan Tel Aviv, yang dikerahkan dalam operasi darat di Lebanon bagian selatan, baru-baru ini terdeteksi bergerak di belakang posisi pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).
UNIFIL sebelumnya memperingatkan operasi militer Israel di dekat posisi pasukan mereka di Maroun al-Ras "sangat berbahaya" dan membahayakan keselamatan mereka. Disebutkan juga bahwa UNIFIL telah berulang kali memberitahu Tel Aviv soal kekhawatiran tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hizbullah, dalam pernyataannya, mengatakan kelompoknya melaporkan "pergerakan pasukan musuh Israel yang tidak biasa di belakang posisi UNIFIL, di pinggiran desa perbatasan Maroun al-Ras".
Diungkapkan Hizbullah bahwa mereka telah memerintahkan para petempur mereka di lapangan "untuk tidak mengambil tindakan... demi menyelamatkan nyawa pasukan penjaga perdamaian".
Lebih lanjut, Hizbullah yang didukung Iran ini menuduh Israel "berusaha menggunakan pasukan UNIFIL sebagai tameng manusia".
Belum ada tanggapan resmi dari UNIFIL terkait hal ini.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pada Sabtu (5/10) lalu, UNIFIL mengatakan pasukan mereka tetap berada di semua posisi di dekat perbatasan meskipun ada permintaan Israel untuk "relokasi".
Pekan lalu, militer Tel Aviv mengumumkan dimulainya serangan darat terbatas di wilayah Lebanon bagian selatan.
Hizbullah kemudian mengatakan para petempurnya terlibat bentrok dengan pasukan Israel di area Maroun al-Ras dan menghadapi upaya penyusupan di area itu beberapa kali dalam sepekan ini.
Israel semakin meningkatkan serangan terhadap Hizbullah yang bermarkas di Lebanon sejak 23 September lalu, dengan lebih dari 1.110 orang dilaporkan tewas dan ratusan ribu orang lainnya terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka yang terdampak konflik.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel, menetapkan bahwa hanya militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di wilayah Lebanon bagian selatan.