Korban Jiwa Serangan Israel di Lebanon Bertambah Jadi 558 Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 24 Sep 2024 18:07 WIB
Serangan Israel ke Lebanon menewaskan ratusan orang (Foto: REUTERS/Aziz Taher)
Jakarta -

Korban jiwa akibat serangan besar-besaran Israel di Lebanon telah bertambah. Otoritas Lebanon mengatakan pada hari Selasa (24/9), bahwa jumlah korban tewas akibat bombardir Israel meningkat menjadi 558 orang, termasuk 50 anak-anak. Ini merupakan pertempuran paling mematikan sejak Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006.

"Sejauh ini, Kementerian Kesehatan telah mencatat 558 kematian, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita," kata Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad, dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/9/2024). Dia menambahkan bahwa "sebagian besar, jika tidak semua dari mereka yang tewas dalam serangan kemarin adalah orang-orang tak bersenjata di rumah mereka."

Militer Israel pada Senin (23/9) waktu setempat melancarkan rentetan serangan udara terhadap ratusan target kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon. Akibat serangan besar-besaran ini, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Rentetan serangan Israel itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (24/9/2024), tercatat sebagai yang paling mematikan yang pernah melanda Lebanon dalam beberapa dekade terakhir.

Sebelumnya, Israel telah memperingatkan warga di Lebanon selatan untuk segera mengungsi. Tel Aviv menyatakan pasukannya menggempur area-area yang diyakini menjadi tempat Hizbullah menyimpan persenjataan mereka.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengirimkan pesan video singkat yang ditujukan kepada rakyat Lebanon.

"Perang Israel tidak melawan Anda, perang ini melawan Hizbullah. Sudah terlalu lama Hizbullah menggunakan Anda sebagai tameng manusia," ucapnya dalam pesan video tersebut.

Menteri Lebanon yang mengkoordinasi respons terhadap situasi krisis, Nasser Yassin, menuturkan kepada Reuters bahwa sebanyak 89 pusat penampungan yang dibangun di sekolah-sekolah dan semacamnya telah diaktifkan, dengan kapasitas lebih dari 26.000 warga sipil melarikan diri dari "kekejaman Israel".

Simak Video: Video Warga Lebanon: Kita Tak Tidur Nyenyak Selama Bertetangga dengan Israel







(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork