Korban tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah bangunan di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, bertambah menjadi sedikitnya 31 orang. Terdapat tiga anak-anak dan tujuh perempuan di antara korban tewas.
Tambahan jumlah korban tewas itu dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024).
"Jumlah korban tewas bertambah menjadi 31 orang. Di antara mereka tiga anak-anak dan tujuh perempuan," tutur Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa serangan udara Tel Aviv itu tampaknya menargetkan sebuah gedung yang menjadi tempat pertempuran para komandan pasukan elite Radwan, bagian dari kelompok Hizbullah.
Sekitar 16 korban tewas di antaranya disebut sebagai anggota Hizbullah, yang mencakup dua komandan senior kelompok yang didukung Iran tersebut.
Kelompok Hizbullah telah mengidentifikasi dua komandan seniornya yang tewas sebagai Ibrahim Aqil dan Ahmed Mahmud Wahbi.
Aqil disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.
Sedangkan Wahbi, menurut Hizbullah, memimpin operasi militer pasukan elite Radwan dalam mendukung kelompok Hamas antara tanggal 7 Oktober tahun lalu, ketika militan Gaza itu menyerang Israel bagian selatan, hingga awal tahun ini.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Serangan Israel di Beirut Tewaskan 31 Orang, Termasuk 2 Komandan Hizbullah
Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.
Rencana serangan itu, menurut militer Israel, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.
Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.