Hizbullah bersumpah akan membalas Israel setelah ledakan walkie-talkie mengguncang Lebanon hingga menewaskan sedikitnya 20 orang. Tel Aviv tidak mengomentari langsung insiden itu, namun Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menyebut "era baru" perang telah dimulai.
Kelompok Hizbullah bersumpah bahwa Israel akan "dihukum secara unik" atas insiden ledakan massal yang mengguncang Lebanon. Seorang pejabat senior Hizbullah, Seyed Hashem Safiuddin, menegaskan bahwa "balas dendam tidak bisa dihindari".
Sementara itu, Gallant juga memuji apa yang disebutnya sebagai "prestasi luar biasa" militer Israel atau Angkatan Bersenjata Israel (IDF), juga badan keamanan negara Shin Bet dan badan intelijen Mossad. Pujian itu dilontarkan setelah ledakan walkie-talkie mengguncang berbagai wilayah Lebanon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (19/9/2024):
- Hizbullah Lancarkan Serangan Pertama ke Israel Sejak Ledakan Pager
Kelompok Hizbullah mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan roket terhadap posisi artileri Israel pada Rabu (18/9) waktu setempat. Serangan itu menjadi yang pertama dilancarkan Hizbullah sejak ledakan massal ribuan unit pager atau penyeranta terjadi di berbagai wilayah Lebanon.
Sumber-sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lainnya, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/9/2024), menyebut badan intelijen Israel, Mossad, telah menanam peledak di dalam ribuan unit pager yang diimpor oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum ledakan massal terjadi pada Selasa (17/9) waktu setempat.
Laporan Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, menyebut korban tewas akibat ledakan pager itu bertambah menjadi sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak. Salah satu anak yang tewas dilaporkan sebagai seorang bocah perempuan berusia 10 tahun, yang merupakan anak salah satu anggota Hizbullah.
- Ledakan Walkie-Talkie Guncang Lebanon, Hizbullah Bersumpah Hukum Israel
Kelompok Hizbullah memberikan reaksi keras atas gelombang ledakan walkie-talkie yang mengguncang Lebanon hingga menewaskan sedikitnya 20 orang pada Rabu (18/9) waktu setempat. Hizbullah bersumpah bahwa Israel akan "dihukum secara unik" atas insiden ledakan massal yang mengguncang Lebanon.
"Balas dendam tidak bisa dihindari," tegas seorang pejabat senior Hizbullah, Seyed Hashem Safiuddin, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (19/9/2024).
"Kami akan menghadapi musuh dengan pendekatan baru agar mereka mengetahui bahwa kami adalah bangsa yang tidak akan mundur," ucapnya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
- Perusahaan Jepang Sudah 10 Tahun Tak Produksi Walkie-Talkie Meledak di Lebanon
Perusahaan Jepang, ICOM, langsung melakukan penyelidikan setelah laporan media menyebut perangkat radio dua arah, atau walkie-talkie, yang memiliki logo mereknya meledak secara massal di Lebanon pada Rabu (18/9) waktu setempat, hingga menewaskan sedikitnya 20 orang.
Hasil penyelidikan awal perusahaan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2024), menunjukkan walkie-talkie yang meledak di berbagai wilayah Lebanon itu sudah tidak diproduksi lagi oleh ICOM sejak 10 tahun lalu.
Kementerian Komunikasi Lebanon dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN, menyebut perangkat walkie-talkie model IC-V82 yang meledak secara serentak pada Rabu (19/9) tidak dipasok oleh agen yang diakui, tidak memiliki izin resmi dan belum diperiksa oleh dinas keamanan negara tersebut.
- Geger Ledakan Walkie-Talkie di Lebanon, Israel: Era Baru Perang Dimulai
Israel belum memberikan komentar langsung terkait ledakan walkie-talkie, maupun ledakan pager, yang mengguncang Lebanon. Namun Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, dalam pernyataan terbarunya, menyebut "era baru" perang telah dimulai dan memuji kinerja intelijen Tel Aviv.
Hampir tepat 24 jam setelah ledakan serentak menargetkan pager atau penyeranta yang digunakan anggota-anggota Hizbullah hingga menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 2.800 orang lainnya, Lebanon diguncang serangan yang lebih mematikan ketika banyak walkie-talkie meledak massal.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gelombang ledakan walkie-talkie, yang kebanyakan digunakan anggota Hizbullah, pada Rabu (18/9) sore waktu setempat.
- 124 Negara Anggota PBB Tuntut Israel Akhiri Pendudukan Palestina
Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung resolusi yang secara resmi menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas wilayah Palestina dalam waktu 12 bulan ke depan. Resolusi itu juga menyerukan penerapan sanksi bagi pihak yang tidak mematuhi tuntutan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2024), resolusi yang bersifat tidak mengikat itu didasarkan pada advisory opinion dari Mahkamah Internasional (ICJ) yang sebelumnya menetapkan bahwa pendudukan Israel atas Palestina sejak tahun 1967 adalah "melanggar hukum".
Resolusi itu merupakan resolusi yang pertama kali diajukan oleh delegasi Palestina berdasarkan hak-hak baru yang diperoleh tahun ini.