Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 18 Sep 2024 13:13 WIB
Ilustrasi pesawat
Ilustrasi (dok. Getty Images/iStockphoto/Bahadur Ali)
Beirut -

Maskapai Air France dan Lufthansa menunda penerbangan tujuan Beirut di Lebanon dan Tel Aviv di Israel, saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di kawasan Timur Tengah. Penundaan penerbangan diberlakukan setelah ledakan massal melanda ribuan unit pager atau penyeranta di wilayah Lebanon.

Maskapai Air France, seperti dilansir Reuters dan Gulf News, Rabu (18/9/2024), mengumumkan pihaknya menangguhkan layanan dari Bandara Charles de Gaulle di ibu kota Prancis untuk rute Beirut dan Tel Aviv mulai Selasa (17/9) hingga Kamis (19/9) besok.

Operasional penerbangan menuju ke dua rute tersebut, menurut maskapai asal Prancis itu, akan kembali dilanjutkan setelah penilaian situasi terkini dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air France menambahkan bahwa para pelanggan yang terkena dampak penundaan penerbangan itu telah diberitahu dan ditawarkan pengembalian uang atau penerbangan lainnya di tanggal yang berbeda.

Maskapai Lufthansa yang berasal dari Jerman, secara terpisah, mengumumkan penangguhan penerbangan dari dan ke Tel Aviv dan Teheran di Iran.

ADVERTISEMENT

Disebutkan juga oleh Lufthansa Group bahwa layanan penerbangannya untuk sementara akan menghindari wilayah udara Israel dan Iran hingga Kamis (19/9) besok.

Maskapai-maskapai penerbangan internasional harus menghadapi lanskap geopolitik yang terus berubah di kawasan Timur Tengah, yang membuat operasional penerbangan menjadi lebih rumit, dan sebelumnya memicu penangguhan penerbangan ke sejumlah tujuan dalam waktu singkat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada Selasa (17/9), kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran mencuat setelah kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, menuduh Israel mendalangi ledakan ribuan unit pager atau penyeranta yang digunakan oleh para petempur Hizbullah dan pihak-pihak lainnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya, atau tepatnya 2.750 orang, termasuk para petempur Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Ledakan ribuan unit pager itu terjadi kebanyakan di wilayah Lebanon bagian selatan, pinggiran selatan Berut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa bagian timur -- semuanya merupakan markas kelompok Hizbullah.

Menurut laporan Reuters, ledakan itu melukai banyak petempur Hizbullah di Lebanon, dengan para pria mengalami luka-luka dengan kondisi yang bervariasi di bagian wajah, ada yang kehilangan jari, dan ada yang menderita luka menganga di bagian pinggul yang menjadi tempat pager kemungkinan dipakai.

Dua sumber keamanan setempat menuturkan kepada Reuters bahwa salah satu petempur Hizbullah yang tewas merupakan anak laki-laki dari salah satu anggota Hizbullah di parlemen Lebanon.

Pager merupakan alat telekomunikasi yang secara wireless bisa menerima dan menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa melakukan panggilan telepon.

Para petempur Hizbullah, menurut dua sumber yang memahami operasi kelompok itu seperti dikutip Reuters, telah menggunakan pager atau penyeranta sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.

Laporan Reuters juga menyebut Hizbullah mendistribusikan pager atau penyeranta kepada para anggotanya di berbagai cabang dalam kelompok tersebut, mulai dari petempur hingga petugas medis yang bekerja pada layanan bantuan mereka.

Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di wilayahnya tersebut sebagai "agresi Israel". Hizbullah sendiri menegaskan bahwa Israel akan menerima "hukuman yang adil" atas ledakan-ledakan tersebut.

Militer Israel sejauh ini belum memberikan komentar resmi atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

Namun laporan Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, menyebut badan intelijen Israel, Mossad, menanam sejumlah kecil bom -- disebut seberat hanya tiga gram -- ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan.

Menurut para sumber, ribuan pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya "tidak terdeteksi" oleh Hizbullah. Sumber keamanan senior Lebanon menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh Mossad "pada tingkat produksi" sebelum dibawa ke Lebanon.

Disebutkan juga oleh sumber tersebut bahwa sebanyak 3.000 pager di Lebanon meledak pada Selasa (17/9) ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka, yang sekaligus mengaktifkan peledak yang ada di dalamnya.

Simak Video: Ledakan Pager Beruntun Terjadi di Lebanon, 9 Tewas-Ribuan Terluka

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads