Kelompok Hamas menuduh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berusaha "menggagalkan" kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Tuduhan ini disampaikan Hamas setelah Netanyahu menyebut kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu "menolak semuanya" dalam perundingan.
Aksi saling tuding ini terjadi ketika Netanyahu menghadapi tekanan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang juga mengatur soal pembebasan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, setelah pemerintah Tel Aviv mengumumkan kematian enam sandera yang jenazahnya ditemukan di terowongan bawah tanah.
Demikian seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (5/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu menegaskan bahwa Israel harus mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata ke Hamas.
Namun Hamas menuntut penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza, terutama area Koridor Philadelphi. Dalam pernyataan terbaru pada Kamis (5/9), Hamas menilai sikap Netanyahu yang bersikeras mengenai zona perbatasan itu "bertujuan untuk menggagalkan tercapainya kesepakatan".
Kelompok militan yang berperang melawan Israel selama 11 bulan terakhir ini, menegaskan proposal baru untuk gencatan senjata Gaza tidak diperlukan, karena beberapa bulan lalu mereka telah menyetujui proposal yang diuraikan ke publik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Juli lalu.
"Kami tidak memerlukan proposal baru," tegas kelompok Hamas dalam pernyataan via Telegram.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
"Kami memperingatkan agar tidak terjatuh ke dalam perangkap Netanyahu dan tipu muslihatnya, yang menggunakan negosiasi untuk memperpanjang agresi terhadap rakyat kami," cetus Hamas.
Dalam konferensi pers pada Rabu (4/9) waktu setempat, Netanyahu menyebut Hamas telah menolak semua elemen proposal gencatan senjata di Jalur Gaza, yang akan memfasilitasi pembebasan para sandera.
"Hamas telah menolak semuanya... Saya berharap ada perubahan karena saya ingin para sandera itu dibebaskan," ucap Netanyahu.
"Kami berusaha mencari beberapa ruang untuk memulai perundingan," tuturnya.
"Mereka (Hamas-red) menolak untuk melakukan itu... Mereka mengatakan tidak ada yang perlu dibicarakan," imbuh Netanyahu dalam konferensi pers.
Menanggapi sikap Hamas dan Israel tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan kepada wartawan bahwa Washington berpendapat "ada cara untuk mengatasi" kebuntuan tersebut. AS diperkirakan akan mengajukan proposal baru untuk memecah kebuntuan yang terjadi.
Simak Video: Hamas Tuduh Israel Halangi Gencatan Senjata di Gaza