Jaksa Korea Selatan (Korsel) mengidentifikasi mantan Presiden Moon Jae In sebagai tersangka dalam kasus suap. Kasus ini melibatkan dugaan perlakuan istimewa terhadap menantu laki-laki Moon dalam mendapatkan jabatan tinggi di sebuah maskapai penerbangan.
Sebagai imbalan, pemerintahan era Moon diduga mengatur penunjukan penting terhadap seorang politisi Korsel yang mendirikan maskapai penerbangan yang menjadi tempat menantu Moon bekerja tersebut. Dugaan praktik suap itu terjadi beberapa tahun lalu, namun penyelidikannya masih berproses hingga kini.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (2/9/2024):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Paus Beluga Diduga 'Mata-mata Rusia' Ditemukan Mati di Norwegia
Paus beluga yang diduga menjadi "mata-mata Rusia" ditemukan mati di perairan Norwegia. Paus beluga yang diberi nama "Hvaldimir" ini terlihat mengenakan tali kekang dengan tulisan "peralatan St Petersburg" yang membuat para pakar meyakini paus itu mungkin telah dilatih oleh militer Rusia.
Seperti dilansir AFP, Senin (2/9/2024), nama "Hvaldimir" merupakan plesetan dari kata Norwegia "hval" yang berarti paus dan diduga memiliki hubungan dengan Moskow. Paus beluga itu pertama kali muncul di lepas pantai di wilayah Finnmark, wilayah paling utara Norwegia, tahun 2019 lalu.
Pada saat itu, pakar biologi kelautan Norwegia melepas tali kekang buatan manusia yang dikenakan oleh paus beluga tersebut. Tali kekang itu tampak dibuat khusus dengan bagian-bagian untuk memasang kamera, dan tulisan berbunyi "Peralatan St Petersburg" tercetak pada bagian pengaitnya.
- 6 Sandera Tewas di Gaza, Netanyahu Bersumpah Balas Dendam ke Hamas!
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan "membalas dendam" ke kelompok Hamas setelah pasukan Tel Aviv menemukan enam jenazah sandera di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza. Pejabat Hamas menyalahkan serangan udara Israel sebagai penyebab kematian para sandera itu.
"Mereka yang membunuh para sandera, tidak menginginkan kesepakatan (untuk gencatan senjata di Gaza)," tegas Netanyahu dalam pernyataannya pada Minggu (1/9), seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (2/9/2024).
Netanyahu kemudian melontarkan pesan khusus kepada para pemimpin Hamas atas kematian para sandera tersebut. "Kami akan memburu Anda, kami akan menangkap Anda, dan kami akan membalas dendam," tegasnya.
- Investigasi Iran Ungkap Cuaca Buruk Penyebab Jatuhnya Heli Presiden Raisi
Investigasi final Iran terhadap kecelakaan helikopter yang menewaskan presiden Ebrahim Raisi, menemukan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh cuaca buruk. Demikian disampaikan badan yang menyelidiki peristiwa jatuhnya heli yang dinaiki Raisi dan rombongan, yang terjadi pada bulan Mei tersebut.
Helikopter yang membawa Raisi yang berusia 63 tahun, dan rombongannya jatuh di lereng gunung yang diselimuti kabut di Iran utara, menewaskan sang presiden dan tujuh orang lainnya. Peristiwa itu pun memicu digelarnya pemilihan umum yang dipercepat.
Penyebab utama kecelakaan helikopter adalah "kondisi iklim dan atmosfer yang kompleks di wilayah tersebut pada musim semi", kata badan khusus yang menyelidiki penyebab kecelakaan helikopter, menurut media Iran, IRIB, dilansir kantor berita AFP, Senin (2/9/2024).
- Warga Israel Mogok Massal Protes Kematian 6 Sandera, Bandara Ditutup
Unjuk rasa secara nasional, yang diwarnai aksi mogok kerja massal, berlangsung di berbagai wilayah Israel mulai Senin (2/9) waktu setempat, setelah pasukan Tel Aviv menemukan enam jenazah sandera di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.
Aksi itu dimaksudkan untuk menekan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina yang ditahan di negara tersebut.
Demikian seperti dilansir The Jerusalem Post dan Anadolu Agency, Senin (2/9/2024).
Juru bicara serikat pekerja terbesar Israel, Histadrut, mengumumkan bahwa Bandara Ben Gurion akan ditutup pada Senin (2/9) pagi, mulai pukul 08.00 waktu setempat, dengan seluruh aktivitas lepas landas dan pendaratan akan dihentikan mulai jam tersebut.
- Eks Presiden Korsel Jadi Tersangka, Diduga Cari Jabatan untuk Menantu
Jaksa Korea Selatan (Korsel) mengidentifikasi mantan Presiden Moon Jae In sebagai tersangka dalam kasus suap. Kasus ini melibatkan dugaan perlakuan istimewa terhadap menantu laki-laki Moon dalam mendapatkan jabatan tinggi di sebuah maskapai penerbangan.
Sebagai imbalan, pemerintahan era Moon diduga mengatur penunjukan penting terhadap seorang politisi Korsel yang mendirikan maskapai penerbangan yang menjadi tempat menantu Moon bekerja tersebut. Dugaan praktik suap itu terjadi beberapa tahun lalu, namun penyelidikannya masih berproses hingga kini.
Seperti dilansir The Korea Herald dan Straits Times, Senin (2/9/2024), penyelidikan terhadap potensi keterlibatan Moon dalam kasus suap itu dipimpin oleh Divisi Kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju.