Otoritas Iran menyiapkan "konsekuensi yang tidak terduga" untuk Israel. Hal ini disebut akan terjadi bila Israel terus melakukan penyerangan.
Peringatan Iran ini disampaikan menyusul serangan roket yang menewaskan sedikitnya 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Otoritas Israel menuduh kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung oleh Iran, bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap tindakan bodoh yang dilakukan rezim Zionis bisa memicu perluasan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan perang di kawasan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (29/7/2024).
Dia menambahkan bahwa Israel akan bertanggung jawab atas konsekuensi yang akan terjadi.
"konsekuensi dan reaksi yang tidak terduga terhadap perilaku bodoh seperti itu," tuturnya.
Serangan roket yang dilaporkan menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan.
Israel menyalahkan Hizbullah yang dituduhnya telah menembakkan roket Falaq-1 buatan Iran.
Namun Hizbullah, yang pada Sabtu (27/7) mengklaim rentetan serangan terhadap posisi militer Israel menyusul serangan mematikan di Lebanon, telah membantah bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.
Simak halaman selanjutnya
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah bersumpah untuk "menghantam musuh dengan keras" setelah serangan roket mematikan di area Majdal Shams, yang memicu kekhawatiran semakin meluasnya perang.
Kanani, dalam pernyataannya, menuduh Israel sengaja menyalahkan Hizbullah "untuk mengalihkan opini publik dan perhatian dunia dari kejahatan besar-besaran" di Jalur Gaza, di mana perang terus berkecamuk sejak Oktober tahun lalu.
Dia menambahkan bahwa Tel Aviv "tidak memiliki wewenang moral sedikit pun untuk mengomentari" kematian di Majdal Shams, yang terletak di Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dari Suriah sejak tahun 1967 silam dan kemudian dianeksasi dalam tindakan yang tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Iran tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam. Teheran memuji serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang Gaza, namun membantah turut terlibat.
(dwia/taa)