Sejumlah jajak pendapat independen sebelumnya memprediksi pemungutan suara pada Minggu (28/7) bisa mengakhiri 25 tahun "Chavismo", gerakan populis yang dibentuk oleh pendahulu dan mentor sosialis Maduro, mendiang Hugo Chavez.
"Sangat penting bahwa setiap suara dihitung secara adil dan transparan, bahwa para pejabat pemilu dengan segera berbagi informasi dengan oposisi dan para pemantau independen tanpa penundaan, dan bahwa otoritas pemilu mempublikasikan tabulasi suara secara rinci," kata Blinken dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komunitas internasional memperhatikan hal ini dengan sangat cermat dan akan memberikan tanggapan yang sesuai," sebutnya.
Penolakan terhadap hasil pilpres Venezuela itu juga diberikan oleh negara-negara tetangga utama di kawasan tersebut. Salah satunya Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves yang mengecam hasil pilpres itu sebagai "kecurangan".
Presiden Chile Gabriel Boric menggambarkan hasil pilpres Venezuela yang memenangkan Maduro "sulit dipercaya". Sedangkan Peru mengumumkan penarikan pulang Duta Besarnya di Caracas untuk berkonsultasi mengenai hasil pilpres tersebut.
(nvc/ita)